Israel Sebut Serangan yang Tewaskan 15 Petugas Medis Gaza sebagai Kesalahan

21 April 2025 12:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
8 dari 15 pekerja kemanusiaan yang ditembak mati Israel adalah kru Bulan Sabit Merah Palestina.  Foto: Dok PRCS
zoom-in-whitePerbesar
8 dari 15 pekerja kemanusiaan yang ditembak mati Israel adalah kru Bulan Sabit Merah Palestina. Foto: Dok PRCS
ADVERTISEMENT
Militer Israel pada Minggu (20/4) memberhentikan komandan lapangan buntut dari pembunuhan 15 pekerja medis dan tanggap darurat di Gaza. Militer Israel juga mengakui melakukan kesalahan yang menyebabkan pekerja tanggap darurat itu tewas.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Senin (21/4), tenaga medis dan pekerja penyelamat lainnya tewas ketika menanggapi panggilan darurat dekat Rafah pada 23 Maret 2025. Peristiwa itu dikecam dunia internasional, termasuk kekhawatiran tentang kemungkinan kejahatan perang.
"Pemeriksaan menyatakan ada beberapa kegagalan profesional, pelanggaran perintah, dan gagal melaporkan insiden itu sepenuhnya," tulis ringkasan penyelidikan.
8 kru Bulan Sabit Merah Palestina yang tewas ditembaki Israel di Gaza pada 23 Maret 2025. Foto: X/@PRCS
Mayor Jenderal Cadangan Yoav Har-Even yang memimpin penyelidikan mengakui pasukannya melakukan kesalahan.
"Kami katakan itu adalah kesalahan. Kami tidak menganggap itu sebagai kesalahan sehari-hari," katanya kepada wartawan ketika ditanya apakah insiden itu merupakan masalah yang meluas di militer Israel.
15 orang yang tewas itu terdiri dari 8 anggota staf Bulan Sabit Merah, 6 dari badan penyelamat pertahanan sipil Gaza, dan satu pekerja UNRWA.
Warga Palestina berduka atas kematian petugas medis, yang diserang Israel saat melakukan misi penyelamatan, setelah mayat mereka ditemukan, menurut Bulan Sabit Merah, di rumah sakit Nasser di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Senin (31/3/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
Jenazah mereka ditemukan satu minggu kemudian (29/3), terkubur di pasir bersama kendaraan yang hancur di wilayah Tal al-Sultan, Rafah.
ADVERTISEMENT
Saat menggali kuburan massal itu, petugas Palestina menemuka ponsel milik salah satu korban, Rifat Radwan. Dari posel itu terkuak video detik-detik serangan Israel dan membongkar kebohongan Israel yag menyebut bahwa kendaraan mereka tak menyalakan lampu dan berjalan mencurigakan.

Laporan Israel Penuh Kebohongan

Presiden Bulan Sabit Merah Palestina, Younis al-Khatib, mengatakan hasil autopsi para korban menyatakan semuanya ditembak di bagian atas tubuh dengan tujuan untuk membunuh. Namun, militer Israel menolak tuduhan itu.
"Hasil pemeriksaan tidak menemukan bukti yang mendukung klaim eksekusi atau bahwa salah satu dari korban diikat sebelum atau sesudah penembakan," kata penyelidikan itu. Ada laporan bahwa sejumlah jenazah ditemukan dalam keadaan tangan terikat.
"Pasukan tidak terlibat dalam tembakan membabi buta, namun tetap waspada merespons ancaman nyata yang mereka identifikasi," katanya.
Rifat Radwan, kru Bulan Sabit Merah Palestina, yang gugur diberondong Israel, 23 Maret 2025. Dari ponselnya terkuak video detik-detik serangan Israel. Foto: X/@PRCS
Dalam laporan itu, mereka menyebut 6 dari 15 korban tewas teridentifikasi dalam pemeriksaan retroperspektif sebagai teroris Hamas. Sebelumnya, disebutkan 9 dari yang tewas adalah militar.
ADVERTISEMENT
"IDF menyesalkan kerugian yang ditimbulkan pada warga sipil yang terlibat," kata penyelidikan itu tanpa memberikan bukti bahwa 6 di antara yang tewas adalah militan.
Ambulans Bulan Sabit Merah Palestina ditembaki Israel pada 23 Maret 2025, 15 orang tewas. Foto: Dok X/PRCS
Har-Even juga mengakui tidak ada senjata yang ditemukan dari jenazah korban tewas.
"Laporan itu penuh kebohongan. Itu tidak sah dan tidak dapat diterima, karena membenarkan pembunuhan dan mengalihkan tanggung jawab ke kesalahan pribadi komando di lapangan, padahal kebenarannya sangat berbeda," kata juru bicara Bulan Sabit Merah Palestina, Nebal Farsakh.