Israel Sebut Vladimir Putin Minta Maaf soal Hitler Keturunan Yahudi

6 Mei 2022 3:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dewan pengawas platform Russia-Land of Opportunity di Catherine's Hall of the Kremlin di Moskow, Rusia, Rabu (20/4/2022). Foto: Mikhail TERESHCHENKO/Sputnik/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dewan pengawas platform Russia-Land of Opportunity di Catherine's Hall of the Kremlin di Moskow, Rusia, Rabu (20/4/2022). Foto: Mikhail TERESHCHENKO/Sputnik/AFP
ADVERTISEMENT
Israel menyatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah meminta maaf atas pernyataan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, yang menyebut Adolf Hitler mungkin memiliki "darah Yahudi".
ADVERTISEMENT
Komentar Lavrov tersebut memicu kemarahan di Israel yang berusaha mempertahankan hubungan dengan Rusia setelah invasi ke Ukraina.
"Perdana Menteri menerima permintaan maaf Presiden Putin atas pernyataan Lavrov dan berterima kasih padanya karena menjelaskan sikapnya terhadap orang-orang Yahudi dan memori Holocaust," kata kantor PM Israel Naftali Bennett dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP pada Kamis (5/5) waktu setempat.
Sebelumnya dalam sebuah wawancara dengan media Italia, Lavrov mengeklaim bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky "mengajukan argumen tentang jenis Nazisme apa yang dapat mereka miliki jika dia sendiri adalah orang Yahudi".
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kanan) bertemu Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss di Moskow, Rusia 10 Februari 2022. Foto: Russian Foreign Ministry/Handout via REUTERS
Lavrov, menurut transkrip yang diposting di situs Kemenlu Rusia, kemudian menambahkan: "Saya bisa saja salah, tetapi Hitler juga memiliki darah Yahudi".
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, menyebut komentar itu sebagai "pernyataan yang tidak dapat dimaafkan dan keterlaluan, serta kesalahan sejarah yang mengerikan." Bennett mengecam komentar Lavrov sebagai "kebohongan".
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
Israel kemudian memanggil Duta Besar Rusia untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut.
PM Bennett menekankan hubungan dekat Israel dengan Moskow dan Kyiv. PM Bennett secara khusus berusaha mempertahankan kerja sama Rusia dengan serangan Israel di Suriah, di mana pasukan Rusia berada di lapangan.
Selain itu, Israel menolak permintaan Ukraina untuk dukungan militer.