Israel Serang Lebanon Sepanjang Akhir Pekan, 20 Orang Lebih Tewas

10 November 2024 1:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Api membumbung tinggi dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan pinggiran selatan Beirut pada 7 November 2024. Foto: FADEL ITANI/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Api membumbung tinggi dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan pinggiran selatan Beirut pada 7 November 2024. Foto: FADEL ITANI/AFP
ADVERTISEMENT
Serangan udara Israel menghantam Lebanon sepanjang Jumat (8/11) dan Sabtu (9/11). Akibatnya, 20 orang lebih tewas termasuk beberapa anak-anak.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari reuters, setidaknya 7 orang tewas di kota Tyre pada Jumat. Israel mengaku telah menebar peringatan di kota, bahwa serangan akan terjadi dan penduduk diminta untuk mengevakuasi diri mereka. Tapi perintah mengevakuasi itu tak ditemukan di media sosial militer Israel.
Kementerian Kesehatan Lebanon sendiri menyebut 2 orang anak-anak jadi korban akibat serangan itu. Petugas medis tengah memeriksa DNA dari anak-anak untuk memastikan identitas mereka.
Asap mengepul dari bangunan dan kendaraan yang hancur dari lokasi serangan udara Israel pada hari sebelumnya di lingkungan Mreijeh di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Rabu (23/10/2024). Foto: AFP
Sementara 16 orang lebih tewas usai Israel menyerang kota bersejarah Baalbek, pada Sabtu. Informasi itu diberikan oleh gubernur kota Baalbek di media sosial X.
Sejauh ini, Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat ada 3.136 orang tewas dan 13.979 luka-luka akibat serangan Israel. Di dalamnya terdapat 619 perempuan dan 194 anak-anak.
Orang-orang memeriksa kehancuran di lokasi serangan udara Israel semalam di lingkungan Barak Gouraud di kota Baalbek, Lebanon timur, Selasa (29/10/2024). Foto: Nidal Solh/AFP
Kini, kawasan-kawasan di perkotaan Beirut sudah rata dengan tanah. reuters mengunjungi perkotaan itu, dan melihat banyak bangunan runtuh dan hanya terlihat bendera Hizbullah yang berkibar di antara reruntuhan.
ADVERTISEMENT
Banyak pria dan perempuan memungut apa yang tersisa di reruntuhan tersebut. Selimut, atau kasur yang masih bisa diselamatkan, dimasukkan ke kantung-kantung plastik yang mereka bawa.
"Kita berupaya mengumpulkan apa yang tersisa dari barang-barang kami, jadi kita bisa hidup dari situ. Tidak lebih," kata Hassan Hanawi seorang penduduk yang ditemui reuters.