Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Israel Serang Sekolah yang Dijadikan Tempat Berlindung di Gaza, 12 Orang Tewas
16 Desember 2024 8:29 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Badan Pertahanan Sipil Gaza menyebut serangan udara Israel pada Minggu (15/12) menghantam bangunan sekolah yang dijadikan tempat berlindung oleh warga Palestina. Serangan ini menewaskan 12 orang, termasuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, juru bicara Badan Pertahanan Sipil Mahmud Bassal mengatakan sedikitnya 35 orang lainnya terluka akibat serangan tersebut. Adapun serangan menarget gedung sekolah Ahmed bin Abdul Aziz di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan.
Saat dikonfirmasi terpisah, pihak Militer Israel mengatakan tengah menyelidiki laporan tersebut.
Serangan Lain
Serangan lainnya salah satunya menarget sebuah rumah di Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza, menewaskan enam orang.
Dalam serangkaian serangan, Bassal mengatakan tim penyelamat yang bekerja sepanjang malam menemukan jenazah 18 orang, termasuk tiga anak-anak.
Ia juga melaporkan lebih banyak korban tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di pusat Kota Gaza dan serangan lainnya terhadap tenda yang menampung puluhan orang telantar di Deir el-Balah di pusat Gaza.
ADVERTISEMENT
Keluarga para korban tampak berduka atas jenazah orang-orang terkasih di sebuah rumah sakit di Kota Gaza. Beberapa jenazah tergeletak di lantai yang ditutupi selimut.
Pada hari Minggu, Militer Israel mengkonfirmasi telah melakukan serangan di wilayah utara Beit Hanoun dan Beit Lahia.
"Pasukan menyerang puluhan teroris dari udara dan darat dan teroris tambahan ditangkap," demikian keterangan pihak militer.
"Di Beit Lahia, pasukan melenyapkan teroris dan menemukan serta membongkar sejumlah besar senjata, termasuk bahan peledak dan puluhan granat," kata militer Israel.
Militer juga mengatakan bahwa mereka menargetkan sebuah klinik di Gaza utara, dan menuduh Hamas menggunakannya sebagai pusat komando dan kendali serta tempat penyimpanan senjata.