Israel Serang Selatan Ibu Kota Lebanon Meski AS Keberatan

16 Oktober 2024 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan sebuah lingkungan di pinggiran selatan Beirut, Minggu (6/10/2024). Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan sebuah lingkungan di pinggiran selatan Beirut, Minggu (6/10/2024). Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Israel menyerang pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut, pada Rabu (16/10). Aksi itu dilakukan tak lama setelah Amerika Serikat (AS) mengkhawatirkan banyaknya korban jiwa akibat serangan AS ke Lebanon.
ADVERTISEMENT
Laporan jurnalis kantor berita Reuters, suara ledakan terdengar dan asap hitam terlihat dari pinggiran Beirut. Sebelumnya Israel mengeluarkan perintah evakuasi di sejumlah wilayah pinggiran ibu kota Beirut.
Serangan terakhir terhadap Beirut terjadi pada 10 Oktober lalu. Sebanyak 22 orang tewas akibat serangan yang ditujukan di sekitar pusat kota Beirut.
Sehari sebelum serangan teranyar ini, plt PM Lebanon Najib Makati meminta Israel mengurangi serangan di Beirut dan sebelah selatan Beirut.
Selain itu sejumlah negara Barat sudah mendorong agar Israel dan Hizbullah, milisi yang diserang di Lebanon, segera menyepakati gencatan senjata.
Adapun jubir Kemlu AS Matthew Miller mengakui negara prihatin terhadap serangan demi serangan yang masih dilakukan Israel ke Lebanon.
"Jika berbicara mengenai cakupan dan sifat dari kampanye pengeboman yang kami lihat di Beirut beberapa pekan terakhir, kami tegaskan pada Pemerintah Israel bahwa itu adalah sesuatu yang kami tolak," kata Miller seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Israel dan Hizbullah bertempur sejak Oktober 2023 lalu. Namun, Israel meningkat serangan lewat udara kemudian darat pada sebulan terakhir ini.
Laporan Kementerian Kesehatan Lebanon serangan Israel ke negaranya setahun terakhir menewaskan 2.350 orang. Sebanyak 11 ribu lainnya menderita luka.
Kementerian Kesehatan menambahkan, sebanyak 1.2 juta orang warga Lebanon juga kehilangan tempat tinggal karena serangan Israel.