news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Israel Setuju Gencatan Senjata Sementara Saat Ramadan, Hamas Desak Fase Kedua

2 Maret 2025 13:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina berbuka puasa bersama di tengah bangunan yang hancur di Jalur Gaza selatan, Sabtu (1/3/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina berbuka puasa bersama di tengah bangunan yang hancur di Jalur Gaza selatan, Sabtu (1/3/2025). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
ADVERTISEMENT
Israel menyatakan kesediaan menerima usulan gencatan senjata sementara di Gaza selama Ramadan dan Paskah, beberapa saat setelah fase pertama kesepakatan berakhir.
ADVERTISEMENT
Hamas menegaskan jeda pertempuran harus berlanjut ke tahap kedua, sesuai dengan perjanjian awal.
Kantor Perdana Menteri Israel mengonfirmasi pada Minggu (2/3) bahwa mereka akan mengadopsi proposal utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, untuk gencatan senjata sementara.
Sesuai rencana Witkoff, separuh sandera yang ditahan di Gaza, baik yang hidup maupun yang telah meninggal, akan dibebaskan pada hari pertama, sedangkan sisanya setelah gencatan senjata permanen disepakati.
Namun, Hamas menolak jeda sementara tanpa kepastian kelanjutan ke fase berikutnya.
“Satu-satunya cara mencapai stabilitas dan pembebasan sandera adalah dengan menerapkan perjanjian secara penuh, dimulai dari fase kedua,” ujar pemimpin Hamas, Mahmoud Mardawi, kepada AFP
Seorang tahanan Palestina disambut oleh masyarakat setelah dibebaskan n dari penjara Israel sebagai bagian dari pertukaran sandera-tawanan dan kesepakatan gencatan senjata Hamas dan Israel di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki Israel, Sabtu (15/2). Foto: Mohamad Torokman/Reuters
Pejabat Hamas lainnya, Hazem Qassem, menyebut tawaran Israel hanya bentuk penghindaran dari kewajiban mereka.
ADVERTISEMENT
“Manipulasi ini tidak akan mengembalikan sandera kepada keluarga mereka. Justru ini memperpanjang penderitaan dan membahayakan nyawa mereka,” kata Mardawi, dikutip media Palestina.

Negosiasi di Kairo dan Tarik-Ulur Kesepakatan

Warga Palestina dan pejuang Hamas berkumpul di lokasi penyerahan dua sandera Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, sebagai bagian dari pembebasan tawanan ketujuh pada 22 Februari 2025. Foto: OMAR AL-QATTAA/AFP
Fase pertama gencatan senjata memungkinkan pertukaran 33 sandera Israel dan lima warga Thailand dengan sekitar 2 ribu tahanan Palestina. Pembicaraan lanjutan di Kairo belum menghasilkan kesepakatan baru.
Mesir mengungkap bahwa Israel mengusulkan perpanjangan 42 hari untuk fase pertama, sementara Hamas mendesak langsung ke tahap kedua.
Hamas menolak skema Israel yang mensyaratkan pelepasan sejumlah sandera setiap pekan untuk memperpanjang gencatan senjata.
Kantor Netanyahu menegaskan kesiapan Israel untuk bernegosiasi dengan Hamas jika kelompok itu menerima usulan Witkoff.
Namun, mereka juga menegaskan jika setelah 42 hari perundingan dianggap tidak efektif, serangan bisa kembali dilakukan.
ADVERTISEMENT

Warga Gaza dalam Ketidakpastian

Warga Palestina berbuka puasa bersama di tengah bangunan yang hancur di Jabalia, Jalur Gaza utara, Sabtu (1/3/2025). Foto: Bashar Taleb / AFP
Di tengah negosiasi, warga Gaza menghadapi Ramadan dengan ketakutan akan perang yang kembali pecah.
Reruntuhan masih menumpuk, dan jumlah korban terus bertambah.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat 48.388 kematian akibat serangan Israel, dengan 111.803 orang terluka.
Kantor Media Pemerintah Gaza memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 61.709, termasuk ribuan yang masih tertimbun di bawah puing-puing.
Di pihak Israel, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sedikitnya 1.139 orang, dengan lebih dari 200 orang ditawan.