Israel Siap Balas Dendam ke Iran meski Dilarang AS dan Eropa

16 April 2024 11:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kepala staf militer baru Israel Herzi Halevi berbicara dalam upacara pengangkatan resminya di Yerusalem (16/1) Foto: Maya Alleruzzo / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kepala staf militer baru Israel Herzi Halevi berbicara dalam upacara pengangkatan resminya di Yerusalem (16/1) Foto: Maya Alleruzzo / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Israel akan tetap membalas serangan Iran. Tindakan itu diambil meski sekutu mereka meminta menahan diri.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (15/4) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengumpulkan kabinet perang. Ini adalah kali kedua, kurang dari 24 jam setelah serangan Iran, kabinet perang dikumpulkan.
Kepala Staf Militer Israel Herzi Halevi menegaskan negaranya pasti merespons aksi Iran. Akan tetapi, Halevi tidak mengungkap seperti apa respons akan diambil.
“Peluncuran dari begitu banyak rudal, rudal jelajah, dan drone ke wilayah Israel, akan bertemu dengan sebuah respons,” ucap Halevi di sebelah selatan Israel, seperti dikutip dari Reuters.
Sampai sekarang, Selasa (16/4), Israel masih dalam status waspada. Tetapi, beberapa aktivitas seperti sekolah kembali diizinkan.
Otoritas Israel hanya membatasi perkumpulan massa.
Iran menembakkan rudal dan meluncurkan drone ke wilayah Israel pada akhir pekan lalu (Minggu,14/4 dini hari WIB). Tindakan itu merupakan balasan dari serangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus pada 1 April 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
Serangan Israel itu menghancurkan gedung konsulat dan menewaskan elite pasukan Garda Revolusi Iran.
Pertikaian Iran dan Israel mengundang perhatian dunia. Sekutu dekat Israel, Amerika Serikat, meminta Zionis tidak membalas serangan Iran.
Presiden AS Joe Biden menegaskan tidak akan memberikan bantuan militer pada Israel jika mereka ingin menyerang Iran.
Tekanan agar Israel menahan diri datang pula dari Eropa. Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan agar Iran tidak meluncurkan serangan baru ke Israel. Di saat bersamaan Scholz meminta Israel untuk meredakan ketegangan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga berpendapat serupa. Dia ingin situasi di kawasan Timur Tengah, tempat Iran dan Israel berada, tak terjadi eskalasi konflik.