Israel Tarik Pasukan dari ‘Koridor Kematian’ Netzarim, Jalur Strategis di Gaza

9 Februari 2025 19:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina sujud syukur saat warga lainnya berjalan di sepanjang Jalan al-Rashid di pesisir Gaza untuk menyeberangi koridor Netzarim dari Jalur Gaza selatan ke Jalur Gaza utara, Senin (27/1/2025). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina sujud syukur saat warga lainnya berjalan di sepanjang Jalan al-Rashid di pesisir Gaza untuk menyeberangi koridor Netzarim dari Jalur Gaza selatan ke Jalur Gaza utara, Senin (27/1/2025). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP
ADVERTISEMENT
Israel menarik pasukannya dari Koridor Netzarim, jalur strategis yang membelah Gaza dan dijuluki warga sebagai “koridor kematian”, Minggu (9/2). Pasukan mundur ke zona penyangga di perbatasan timur Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT
Langkah ini terjadi setelah pertukaran tahanan kelima antara Israel dan Hamas.
Tiga warga Israel dibebaskan, sementara 183 tahanan Palestina kembali ke wilayah mereka. Beberapa tahanan yang dilepaskan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
“Pasukan Israel telah membubarkan posisi dan pos militer mereka serta menarik sepenuhnya tank-tank mereka dari Koridor Netzarim di Jalan Salaheddin, sehingga kendaraan dapat lewat dengan bebas di kedua arah,” kata seorang pejabat dari kementerian dalam negeri yang dikelola Hamas, seperti diberitakan AFP.
Warga Palestina berjalan di sepanjang Jalan al-Rashid di pesisir Gaza untuk menyeberangi koridor Netzarim dari Jalur Gaza selatan ke Jalur Gaza utara, Senin (27/1/2025). Foto: Bashar Taleb / AFP
Hamas menyebut penarikan ini sebagai bukti kegagalan Israel mencapai tujuan militernya.
“Gaza akan tetap menjadi tanah yang dibebaskan oleh rakyat dan para pejuangnya. Tidak ada tempat bagi penjajah di sini,” kata Hamas dalam pernyataan resmi.
ADVERTISEMENT
Menurut Hamas, pemulangan warga yang mengungsi dan pertukaran tahanan menunjukkan bahwa klaim kemenangan Israel di Gaza tidak berdasar.

Dampak di Lapangan

Koridor Netzarim sebelumnya menjadi pangkalan utama militer Israel selama 15 bulan terakhir. Kini, wilayah itu hancur total tanpa bangunan yang tersisa. Lahan pertanian dibuldoser, ribuan rumah lenyap.
Bagi warga Gaza yang mengungsi, kembali ke rumah bukan perkara mudah.
Banyak yang hanya bisa bertahan dengan mendirikan tenda. Namun, penarikan pasukan membuka peluang untuk pergerakan lebih bebas antara utara dan selatan.
Warga Palestina berjalan di sepanjang Jalan al-Rashid di pesisir Gaza untuk menyeberangi koridor Netzarim dari Jalur Gaza selatan ke Jalur Gaza utara, Senin (27/1/2025). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP
Warga Palestina mengaku merasa sedikit tenang karena Israel menarik diri dari wilayah tersebut.
Sejak Israel menguasai Netzarim, pos pemeriksaan ketat diberlakukan. Warga yang melintas diperiksa, ditahan, atau bahkan ditembak mati. Kini, mereka mulai kembali untuk melihat sisa-sisa rumah mereka.
ADVERTISEMENT
Fakta bahwa tak akan ada lagi warga Israel yang ditempatkan di sana juga membuat warga Palestina merasa sedikit lebih aman.
Meski demikian, tantangan belum berakhir. Arus bantuan ke Gaza utara masih tersendat, sementara serangan Israel di Tepi Barat terus meningkat.
Sejak gencatan senjata diumumkan bulan lalu, lebih dari 26.000 warga Palestina di Jenin dan Tulkarem terpaksa meninggalkan rumah mereka.