Istana Jawab PDIP soal Anies Gagal Maju Pilgub karena 'Mulyono'

30 Agustus 2024 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
Koordinator Staf Khusus Presiden (KSP) Ari Dwipayana di Kompleks Istana, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator Staf Khusus Presiden (KSP) Ari Dwipayana di Kompleks Istana, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana buka suara terkait tudingan dari Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono yang menyebut ada upaya penjegalan kepada Anies Baswedan untuk maju di Pilgub Jabar dari pihak istana.
ADVERTISEMENT
Ari mengatakan pencalonan kepala daerah itu menjadi ranah atau kewenangan partai politik. Ia menyangkal bahwa presiden turut ikut campur terhadap urusan parpol.
“Keputusan pencalonan atau tidak dicalonkannya seseorang diputuskan melalui mekanisme internal partai masing-masing. Setiap partai memiliki kedaulatan untuk memutuskannya,” kata Ari dalam keterangannya, Jumat (30/8).
Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono didampingi Wakil Ketua DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana menunjukkan berkas administrasi saat mendaftarkan pasangan bacagub dan bacawagub Jawa Barat Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja di Kantor KPU Jawa Barat, Bandung. Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
Ari meminta agar tidak selalu mengait-ngaitkan persoalan internal partai politik terjadi karena ada “cawe-cawe” presiden.
“Jangan sampai semua problem putusan internal partai, selalu dikait-kaitkan dengan presiden,” ungkap dia.
Sebelumya, Ono mengatakan, sebelumnya, terkait batalnya Anies Baswedan maju sebagai calon gubernur Jawa Barat di Pilkada Jabar 2024.
Nama Anies sempat berembus kencang pada Kamis (29/8), namun hingga detik terakhir PDIP mengusung Jeje Wiradinata dan Ronal Sunandar Surapradja.
Anies Baswedan menyapa wartawan saat mengunjungi kantor DPD PDIP, Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (24/8/2024). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Ono mengeklaim, batalnya Anies maju karena ada pihak yang tidak ingin dia maju. Dia menyebut pihak tersebut adalah Mulyono dan geng.
ADVERTISEMENT
"Ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jawa Barat," kata Ono di KPUD Jabar, Jumat (30/8).
"Siapa?" tanya wartawan.
"Mulyono dan geng," jawab Ono.
Mulyono diketahui merupakan nama masa kecil Jokowi. Karena Mulyono sakit-sakitan, orang tuanya mengganti nama itu menjadi Joko Widodo.
Nama Mulyono sempat jadi trending di media sosial. Ini menyusul upaya manipulasi demokrasi oleh elite politik hingga memicu aksi "Peringatan Darurat".