Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Istana Sebut Hasto Fitnah Jokowi, Singgung soal Harun Masiku
17 Agustus 2024 19:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Stafsus Presiden Jokowi, Grace Natalie, merespons Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, yang menyinggung video Presiden Joko Widodo yang disebutkan akan menggunakan perangkat penegak hukum untuk melakukan intimidasi. Ia menegaskan pernyataan itu fitnah.
ADVERTISEMENT
"Baru kemarin memfitnah Pak Jokowi mau merebut PDIP, hari ini keluar fitnah baru bahwa Pak Jokowi menggunakan penegak hukum untuk mengintimidasi," kata Grace kepada wartawan, Sabtu (17/8).
Grace menjelaskan, rekaman suara yang diputar Hasto adalah sambutan Presiden dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda 2019 di SICC Sentul, 13 November 2019.
"Dalam sambutan itu, Presiden justru mengingatkan pemda dan aparat penegak hukum agar tidak main-main dan mengintimidasi orang terkait lelang dan perizinan," ucap dia.
Lebih jauh, Politisi PSI menuturkan konteks pernyataan Jokowi adalah agar tidak ada pihak mana pun yang main-main dan menghalangi agenda besar pemerintah lima tahun ke depan yang semua untuk kepentingan bangsa dan negara.
ADVERTISEMENT
Ia pun meminta Hasto fokus dalam kasus Harun Masiku daripada blunder terus menerus.
"Daripada blunder terus menerus, menyebarkan informasi yang tidak sesuai fakta dan data, mungkin ada baiknya mas Hasto fokus saja ke kasus Harun Masiku," terangnya.
Senada dengan Grace, Koordinator Stafsus Presiden Jokowi, Ari Dwipayana membantah pernyataan Hasto. Rekaman yang diputar oleh Hasto, katanya dipotong.
"Namun, rekaman video pidato Presiden tersebut dipotong dan ditampilkan tidak utuh sehingga bisa menimbulkan asumsi dan persepsi yang tidak tepat," kata Ari.
Ari menjelaskan bahwa pernyataan Jokowi adalah agar tidak ada pihak mana pun yang main-main dan menghalangi agenda besar pemerintah lima tahun ke depan.
"Bahkan dalam sambutan tersebut, Presiden juga mengingatkan aparat penegak hukum agak tidak menjerat orang yang tidak melakukan kesalahan, misalnya pejabat atau pelaku-pelaku bisnis yang sedang berinovasi untuk kemajuan Indonesia," ucap dia.
ADVERTISEMENT