Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Heru mencontohkan, pada pelaksanaan HUT ke-75 RI pada tanggal 17 Agustus lalu. Saat itu, kerja pihak Istana bisa dibilang dobel karena harus menyiapkan kegiatan yang bersifat online dan offline untuk perayaan HUT ke-75 RI.
"Dobel, terutama kita harus membuat offline dan online. Dan juga kita harus mengecek," kata Heru dalam Webinar Sekretariat Presiden Menyapa, Selasa (27/10).
Untuk online atau kegiatan virtual, Heru bahkan menyiapkan tim untuk mencegah agar acara bebas dari gangguan hacker . Tim tersebut ibarat pertahanan di udara sebab sempat ada gangguan hacker dari negara lain saat perayaan HUT RI digelar.
"Kalau online kita harus menjaga di udara supaya tak ada hack. Kalau offline kan, kalau dicek fisik, kan boleh masuk. Kalau online di udara kita harus jaga dari hacker. Kita kan ada tim sendiri, kita libatkan teman-teman penegak hukum hadir dan menyisir," jelasnya.
"Sebelumnya masuk ke channel kita, mereka sudah harus dipagerin dicek kembali. Bahkan ketika 17 Agustus ada dari negara tertentu mencoba meng-hack tapi kan sudah di-takeout oleh penegak hukum yang bertugas terkait itu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Berbagai ancaman hacker yang dikhawatirkan muncul saat perayaan HUT RI antara lain, menampilkan kata-kata yang tak pantas di tengah berlangsungnya acara. Maka itu, wajar pencegahan dari peretasan menjadi prioritas saat menyiapkan acara.
"Contoh meng-hack macam-macam, contohnya sesuatu yang kurang sopan dan lain-lain dan alhamdulillah bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
Seperti diketahui, acara HUT ke-75 RI digelar tampilkan secara online untuk mencegah berkumpulnya massa saat perayaan tersebut. Namun, Presiden Jokowi dan beberapa pejabat tetap memimpin upacara secara langsung dari Istana Merdeka. Seluruh tamu harus mengikuti upacara secara online.