Istri Terduga Teroris di Sleman Berharap Suaminya Dibebaskan

19 Juli 2018 17:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi penangkapan JS di Jalan Jogja-Solo (Foto: Arfianstah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi penangkapan JS di Jalan Jogja-Solo (Foto: Arfianstah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Densus 88 menangkap JS terduga teroris di Jalan Jogja-Solo, Proliman, Keniten, Tamanmartani, Sleman, pada Rabu (18/7). Istri JS, yakni ST berharap agar suaminya itu bisa segera dilepaskan dan pulang ke rumah.
ADVERTISEMENT
"Suami saya (JS) kalau pagi bantu adiknya jualan es dawet di Proliman. Kalau sore dia ojek online. Saya tidak tahu (JS diamankan polisi) karena dia sedang jualan di Proliman," jelas ST saat ditemui di rumahnya di RT 3 RW 2 Karangmojo, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Kamis (19/7).
"Iya harapannya bisa segera dibebaskan," imbuhnya.
Ilustrasi teroris. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teroris. (Foto: Thinkstock)
ST berkeyakinan suaminya tak melakukan hal yang mengarah pada terorisme. Sebab, sehari-hari suaminya disibukkan dengan beragam aktivitas mulai dari berjualan es dawet hingga menjadi driver ojek online. Sehingga tidak ada lagi waktu luang bagi suaminya untuk mengikuti aktivitas atau bergabung dengan jaringan teroris.
"Bapak biasa mawon ( biasa saja) enggak ada aktivitas apa-apa. Cuma ojek online dan bantu jualan dawet," ujar ibu rumah tangga dengan dua putra tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat ini, ST bingung dengana kondisi keluarganya jika tak ada suaminya karena JS merupakan tulang punggung keluarga. Terlebih saat ini kedua putranya duduk di bangku SD dan membutuhkan biaya sekolah.
Ilustrasi Densus 88 (Foto: MN Kanwa/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Densus 88 (Foto: MN Kanwa/ANTARA)
ST menjelaskan bahwa sekitar pukul 14.00 WIB sejumlah anggota Densus 88 mendatangi kediamannya bermaksud untuk menggeledah. Mereka menggeledah setiap suduh rumah dan membawa sejumlah barang.
"Maksud kedatangan polisi ke sini cuma geledah (rumah) sama (ditemani) Pak RW. Tidak tahu yang dibawa, langsung geledah-geledah," bebernya.
Kepada polisi, ST sempat bertanya di mana keberadaan suaminya. Polisi menjelaskan suami ST sudah dibawa oleh pihak berwajib. Lantas ST bertanya kapan ia bisa menemui suaminya. Namun tak ada info jelas dari polisi terkait hal itu.
ADVERTISEMENT
"Saya tanya, suami saya sudah dibawa katanya. Inginnya segera komunikasi (dengan suami), tapi masih tunggu info dari Polda DIY," jelasnya.
Ilustrasi teroris (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teroris (Foto: Thinkstock)
Sementara itu, NH (38) adik dari JS mengaku keluarga sudah pasrah. Pasalnya keluarga sudah mengetahui JS terindikasi terlibat jaringan radikal. Keluarga malah berharap agar JS segera direhabilitasi.
"Pasrah aja. Saya dari awal pasrah semoga (JS) cepat sadar aja. Ada hikmahnya juga. Kalau ini masih terduga semoga bisa direhabilitasi. Kalau sudah sampai bunuh orang kan kasusnya sudah lain," tegas NH.
NH menuturkan JS terindikasi terlibat jaringan radikal sejak 4-5 tahun lalu. Bahkan selama dua tahun terakhir, JS sudah tidak berkomunikasi dengan keluarga.
"Nama jaringannya saya kurang tahu. Tapi, kita lost contact selama dua tahun. Itu kemarin ditangkapnya pas dia bantu adik yang nomor enam jualan es dawet," bebernya.
ADVERTISEMENT
Sukardi, tetangga JS menjelaskan JS merupakan warga Keniten namun telah lama tinggal di Karangmojo. Dalam kesehariannya JS termasuk orang yang tertutup, berbeda dengan sang istri ST yang cenderung terbuka dan berbaur dengan masyarakat sekitar.
"Sudah hampir delapan tahun (di sini), rumahnya yang ditempati rumah mertua adiknya. Jemaah juga di masjid, tidak ada masalah dengan warga hanya tertutup. Kesehariannya, sering ke Jakarta, Pak JS," terang Sukardi.