Isu Corona Menyeruak, Viral Video Keluarga Pasien Datangi RS di Manado

2 Juni 2020 11:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas bersiap mengkremasi jenazahpasien virus corona di Manila, Filipina. Foto: AFP/MARIA TAN
zoom-in-whitePerbesar
Petugas bersiap mengkremasi jenazahpasien virus corona di Manila, Filipina. Foto: AFP/MARIA TAN
ADVERTISEMENT
Beredar video di media sosial berdurasi 53 detik memperlihatkan sejumlah orang mendatangi Rumah Sakit Pancaran Kasih, Manado, Senin (1/6) sore.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut tampak, tampak warga memprotes pelayanan tenaga medis di rumah sakit Pancaran Kasih. Massa kemudian mencoba merangsek masuk ke dalam rumah sakit, namun dihalangi petugas.
Salah satu perwakilan massa mengaku mendapat tawaran uang Rp 50 ribu untuk memberi izin jenazah diurus dengan protokol COVID-19. Hal itu pun dianggap sebagai upaya suap.
“Saya buka ada gulungan Rp 50 ribu,” kata salah satu perwakilan massa seperti di video.
Pihak keluarga dalam video itu menyebutkan anggota keluarga mereka meninggal bukan karena corona. Tetapi pihak medis melakukan prosedur corona hingga terjadi kesalahpahaman.
Kabid Humas Polda Sulawesi Utara Kombes Pol Jules Abbast membenarkan adanya keramaian tersebut. Namun, Ia enggan berkomentar banyak.
ADVERTISEMENT
“Iya, sebaiknya ke Jubir Covid-19 saja,” kata Jules kepada kumparan, Selasa (2/6).
Dalam video klarifikasi dari pihak rumah sakit, Direktur RSU Pancaran Kasih dr. Franky Kambey mengatakan, terjadi kesalahan komunikasi dengan pihak keluarga yang meninggal.
“Jadi ada missed komunikasi, kesalahpahaman. Kalau kami salah kami minta maaf,” ujar Franky dalam video tersebut.
Franky menuturkan, jenazah tersebut meninggal diproses secara agama Islam. Pengurus jenazah diberikan insentif uang Rp 500 ribu.
Ternyata dalam ruangan tersebut ada salah satu anggota keluarga ikut menyalatkan dengan APD lengkap. Ia juga menerima uang yang disalah artikan sebagai upaya suap.
“Untuk menyalatkan pemuka agama yang beragama muslim. Biasanya kami ambil kebijakan tentu karena yang mengurus menanggung risiko. Maka menggunakan Level 3. Dan biasanya kami berikan insentif Rp 500 ribu. Kemudian yang terjadi tadi yang memandikan pemuka agama, memandikan, dan menyalatkan,” ujar Franky.
ADVERTISEMENT
“Petugas kami melaporkan ada dua insentif, saya instruksikan berikan saja pada siapa yang ada di situ. Dan kebetulan yang di situ ada keluarga,” tambah Franky.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.