Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Isu Pattimura Muslim, Ahli Sejarah UI Ingatkan soal Pentingnya Sumber Primer
6 Juli 2022 14:02 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Nama asli Kapitan Pattimura menuai perdebatan. Ada yang menyebut nama aslinya Ahmad Lussy dan beragama Islam, bukan Thomas Matulessy yang beragama Kristen seperti yang selama ini lebih diketahui masyarakat.
ADVERTISEMENT
Terkait perdebatan ini, sejarawan UI Abdurrakhman mengingatkan pentingnya langkah-langkah dalam penulisan sejarah.
“Ada istilahnya langkah-langkah bagi seorang sejarawan itu adalah proses mencari sumbernya, heuristik itu, ya. Karena bagi seorang sejarawan, tanpa sumber itu adalah nihil. Bahkan bagi seorang sejarawan one witness itu no witness (satu bukti berarti tidak ada bukti),” ujar pria yang akrab disapa Maman ini kepada kumparan pada Rabu (6/7).
Heuristik merupakan salah tahapan awal dalam metode penulisan sejarah. Pada tahap ini peneliti mencari dan mengumpulkan sumber yang terdiri dari sumber primer dan sekunder.
Sumber primer adalah proses pengumpulan informasi secara langsung tanpa perantara seperti wawancara kepada saksi mata suatu peristiwa sejarah, prasasti, naskah kuno, dan lainnya. Sementara, sumber sekunder adalah proses pengumpulan informasi secara tidak langsung melalui media kabar, buku, jurnal, atau majalah.
ADVERTISEMENT
“Ketika sumbernya itu jadi sumber sekunder bukan sumber primer lagi, pasti kita perlu gali lebih jauh ada sumber primernya enggak. Kalau sumber sekunder itu sumber kedua istilahnya belum jadi sumber primer. Ketika kita jumpa sumber primernya, maka itu akan menjadi semakin valid. Lebih kredibel ini,” tambahnya.
“Jadi seorang sejarawan itu setelah memperoleh sumber itu ada sifat kritis, ya, artinya kalau sumbernya cuma satu kita masih mempertanyakan. Makanya kita perlu sumber pembanding adakah sumber yang menguatkan sumber itu. Atau adalah sumber lain yang memetakan sumber itu. Atau sumber lain yang bisa jadi pembanding,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Klaim Berbahaya
Nama asli Kapitan Pattimura ini jadi perdebatan usai salah satu akun mengunggah video ceramah Ustad Adi Hidayat (UAH) tahun 2017 pada Sabtu (2/7/2022).
Video ini menampilkan potongan ceramah UAH yang menyebut bahwa nama asli Kapitan Pattimura adalah Ahmad Lussy yang merupakan seorang muslim.
Melihat hal ini Maman berkomentar bahwa klaim-klaim sejenis ini berbahaya untuk sejarah bangsa ini sebab diperlukan fakta dan data untuk mengetahuinya.
“Nah, yang muncul belakangan ini memang klaim, sih, dan dalam sejarah klaim itu berbahaya. Jadi harus ada fakta dan data-data, baru setelah itu jadi sebuah argumentasi bila ada data dan fakta yang mendukungnya dan itu ada proses mencari,” ungkap Maman.
4 Langkah Penulisan Sejarah
Sejauh ini, ada 4 langkah dalam metode penulisan sejarah, yaitu heuristik, verifikasi atau kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.
ADVERTISEMENT
Sumber Belanda
Daripada berpolemik, mari kita sama-sama mengupas tuntas sejarah Pattimura dari sumber-sumber laporan sezaman hingga monograf.
kumparan berupaya mengupas ini juga dari salah satu laporan yang ditulis tahun 1857 oleh J.B.J Van Dorren. Pattimura meninggal pada 1817.
ADVERTISEMENT
Disebutkan Van Dorren, Pattimura adalah sebuah gelar yang berarti patih muda. Thomas Matulessy tak pernah menginginkan gelar itu, hanyalah penduduk yang memberikannya.
Hal ini yang kemudian dianggap menjadi awal adanya kelompok muslim yang mengatakan bahwa Pattimura adalah seorang tokoh muslim.
Padahal menurut Van Dorren, ada seorang lainnya yang ikut berjuang melawan penjajah Belanda bersama Thomas Matulessy, dia adalah Patti Muda Gaga Bavanu yang beragama Islam.
Keduanya bersama Anthony Rhebok memimpin pertempuran awal di Teluk Saparua di awal abad 19. Namun, di tengah perjalanan, Gaga Bavanu yang diduga kuat utusan Sultan Ternate 'tak cocok’ dengan Matulessy yang memang seorang Kristen fanatik, akhirnya muncul pemberontakan.
Padahal dalam awal pertempuran di Teluk Saparua, Gaga Bavanu disebut Van Dorren sebagai wakil atau orang kepercayaan Thomas Matulessy.
ADVERTISEMENT
Disebutkan juga, nama Gaga Bavanu memang tidak banyak tercantum di monograf-monograf sejarah.
Oleh karena Patti Muda Gaga Bavanu tak banyak dikenal, akhirnya yang berkembang di Ambon adalah Thomas Matulessy berasal dari kalangan Islam.
Terutama sesuai dengan pandangan apa yang dikatakan penduduk muslim Kulur di Saparua (kampung Thomas Matulessy) bahwa Pattimura yang kita kenal wajahnya di pecahan Rp 1.000 lama adalah orang Ternate.