Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ITAGI Heran Ada Warga yang Pilih-Pilih Vaksin Corona di Masa Pandemi
23 Juli 2021 11:29 WIB
·
waktu baca 1 menitADVERTISEMENT
Sejumlah merek vaksin corona dengan berbagai tingkat efikasi saat ini telah tersedia di Indonesia. Walaupun begitu, vaksin pada intinya memiliki tujuan yang sama, yakni memberikan perlindungan terhadap COVID-19 .
ADVERTISEMENT
Dalam program vaksinasi , cukup sering ditemukan adanya pihak yang menolak vaksin tertentu dengan alasan efikasi yang dinilai rendah.
Ketua Indonesia Technical Advistory Group on Immunization (ITAGI ), Prof Sri Rezeki Hadinegoro, menegaskan seluruh vaksin yang tersedia sudah mendapatkan izin yang sama dari WHO. Sehingga tak perlu terlalu memikirkan efikasinya. Makanya ia heran kalau ada yang pilih-pilih, padahal pandemi masih berlangsung.
"Semuanya, kan, sudah diuji apalagi sudah ada sertifikat dari WHO itu, kan, semua. Sinovac juga, termasuk Astrazeneca juga. Astrazeneca sama Sinovac juga, kan, enggak begitu jauh bedanya. Jadi sebetulnya kira-kira kita enggak usah mikirin efikasi berapa," katanya kepada kumparan, Jumat (23/7).
Ia menjelaskan vaksinasi sudah sering dijumpai masyarakat sejak mereka masih kecil. Namun, selama ini tak pernah ada yang mengomentari atau menanyakan berapa nilai efikasi dari vaksin yang diberikan. Sehingga ia yakin vaksin yang dipilih pemerintah pasti yang terbaik.
ADVERTISEMENT
"Kalau dulu anak-anak disuntik, apa pernah ada yang nanya berapa efikasi suntikannya? Enggak pernah, kan. Itu yang dipilih oleh pemerintah, dipilih oleh dokternya, itu yang terbaik untuk anak-anak kita," ungkapnya.
Untuk itu, dalam kondisi pandemi seperti ini masyarakat tak perlu repot memikirkan mencari vaksinasi dengan efikasi yang tertinggi. Sebab vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia dan bisa segera didapatkan.
"Pokoknya yang terbaik itu adalah vaksin yang tersedia untuk Anda. Itu sudah karena kita tidak mungkin memberikan vaksin yang jelek," pungkas Prof Sri.