ITAGI soal Vaksinasi Anak 6-11 Tahun: Jangan Sampai Ada Klaster di Sekolah

20 Desember 2021 15:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pelajar di SDN Cempaka Putih Timur 03, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pelajar di SDN Cempaka Putih Timur 03, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Vaksinasi corona anak usia 6-11 tahun sudah berjalan di 115 kab/kota seluruh Indonesia. Dengan bertambahnya sasaran vaksinasi ini, diharapkan mampu mencegah munculnya klaster penularan di sekolah.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Sri Rezeki Hadinegoro terkait dengan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas bagi anak sekolah yang sudah berlangsung sekitar setengah tahun.
"Ini anak SD jadi mereka mau ke sekolah lagi, PTM. Ini perlu dipersiapkan. Jadi bukan hanya guru dan orang-orang sekitar di sekolah, tapi anak-anak juga harus imun supaya tidak tular menular. Jangan sampai ada klaster di sekolah itu yang tidak kita harapkan," ucap Sri dalam 'Dialog Produktif Senin: Vaksinasi Aman untuk Anak' secara virtual melalui YouTube FMB9, Senin (20/12).
Selama ini, anak cenderung dianggap lebih kebal terhadap virus corona dibanding dengan orang dewasa. Padahal menurut Sri, COVID-19 juga dapat berbahaya bagi anak khususnya bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, anak juga berpotensi menjadi penular bagi orang tua termasuk para lansia yang lebih rentan. Karena itu, vaksinasi juga menjadi amat penting bagi kelompok usia ini.
"Anak itu kalau mau herd immunity atau kekebalan kelompok di mana kita harus dapat 70% dari sasaran atau 40% dari populasi itu termasuk anak tentunya. Karena populasi kita tidak dibatasi orang dewasa saja," pungkas Sri.