Jackie Yi-Rung Ying, Ilmuwan Asal Singapura Diberi Kewarganegaraan Arab Saudi

5 Juli 2024 17:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jackie Yi-Rung Ying, ilmuwan AS Asal Singapura mendapat anugerah kewarganegaraan Arab Saudi Foto: Dok King Faizal Prize
zoom-in-whitePerbesar
Jackie Yi-Rung Ying, ilmuwan AS Asal Singapura mendapat anugerah kewarganegaraan Arab Saudi Foto: Dok King Faizal Prize
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kerajaan Arab Saudi memberikan kewarganegaraan Saudi kepada Prof. Jackie Yi-Ru Ying, seorang ilmuwan terkemuka asal Singapura. Ying sendiri juga merupakan pemegang paspor AS.
ADVERTISEMENT
Ying yang masuk Islam pada tahun 90-an saat menginjak usia 30 tahun ini merupakan ilmuwan nanoteknologi terkemuka di dunia. Saat ini dia memimpin Lab NanoBio yang didirikannya di Singapura. Dia dinobatkan sebagai kekuatan penting di balik kemajuan ilmu biologi (sains dan terapan) di negeri singa.
Pada tahun 2023, Ying mendapat penghargaan dari Arab Saudi dalam ajang King Faisal Prize — penghargaan bergengsi bagi ilmuwan internasional yang berkontribusi pada dunia Islam. Acara penyerahan penghargaan digelar pada 20 Maret 2023 di Riyadh.
Profesor Jackie Yi-Ru Ying, ilmuwan muslim dari Singapura, mendapat penghargaan King Faisal Prize 2023 di Riyadh, 20 Maret 2023. Foto: Twitter/@KingFaisalPrize
Ying yang memiliki seorang anak perempuan ini lahir di Taiwan pada 1966. Dia kemudian pindah Singapura hingga lulus SMA. Pendidikan tinggi S1-S3 ditempuhnya di Amerika Serikat.
Ying lantas menjadi profesor di Departemen Teknik Kimia di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 1992. Ia diangkat menjadi profesor penuh tahun 2001 pada usia 35 tahun —menjadikannya sebagai salah satu profesor penuh termuda di MIT.
ADVERTISEMENT
Tahun 2003 dia kembali ke Singapura dan menjadi Direktur Eksekutif Institut Bioteknologi dan Nanoteknologi. Barulah dia mendirikan Lab NanoBio dan memimpinnya hingga kini.
Profesor Jackie Yi-Ru Ying, ilmuwan muslim dari Singapura, mendapat penghargaan King Faisal Prize 2023 di Riyadh, 20 Maret 2023. Foto: Twitter/@KingFaisalPrize

Arab Saudi Menarik Talenta Global di Bawah MBS

Pemberian kewarganegaraan Saudi tersebut tertuang dalam dekrit kerajaan yang diumumkan pada Kamis, 4 Juli 2024.
Pengumuman ini sejalan dengan kebijakan Saudi untuk menarik para ahli dan talenta global yang luar biasa di bidang agama, medis, sains, budaya, olahraga, dan teknologi.
"Langkah ini mendukung tujuan Visi Arab Saudi 2030 untuk menciptakan lingkungan yang menarik yang mendorong retensi dan investasi pada pemikiran kreatif yang luar biasa," lapor Saudi Gazette, Jumat (5/7).
Visi Arab Saudi 2030 digencarkan oleh Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Muhammad bin Salman (Pangeran MBS).
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran MBS di Istana Mina menerima tamu negara asing yang melaksanakan haji, Kamis (29/6/2023). Foto: Dok. Ministry of Media KSA
Tahun ini merupakan kali kedua Arab Saudi memberikan kewarganegaraan pada sejumlah talenta global. Penghargaan perdana dikeluarkan pada tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Surat kabar Asharq Al-Awsat melaporkan beberapa individu terkemuka yang mendapat kewarganegaraan Saudi tahun ini.
Selain Ying, juga adalah Mehmood Khan, seorang warga AS dan CEO Hevolution Foundation, yang diakui atas kontribusinya pada ilmu kesehatan.
Kampus King Abdullah University of Science and Technology (KAUST) Arab Saudi Foto: Dok kaust.edu.sa
Ilmuwan Lebanon, Niveen Khashab, dianugerahi kewarganegaraan Saudi atas keahlian ilmiahnya yang canggih dan kontribusinya pada bioteknologi dan material nano.
Khashab adalah anggota pendiri Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah (KAUST) Arab Saudi dan menjadi Associate Professor Ilmu dan Teknik Kimia di sana sejak tahun 2009.
Anugerah juga diberikan kepada Noreddine Ghaffour, seorang ilmuwan Prancis, diakui keahliannya dalam ilmu dan teknik lingkungan, khususnya dalam teknologi desalinasi. Meraih gelar PhD dalam teknik pemisahan membran dari Universitas Montpellier, Ghaffour adalah profesor di KAUST.
Salah satu aktivitas di Universitas Raja Abdullah untuk Sains dan Teknologi (KAUST) Arab Saudi Foto: kaust.edu.sa
Mengutip Kaustina.com, KAUST adalah universitas pascasarjana (hanya untuk S2 dan S3, tidak ada S1) berbasis riset dan berskala internasional yang terletak di Kota Thuwal, Provinsi Makkah, berdiri tahun 2009.
ADVERTISEMENT
KAUST memiliki dana abadi terbesar kedua di dunia setelah Universitas Harvard, AS, yaitu senilai USD 20 miliar.
KAUST juga terkenal dengan sebutan "MIT Arab" dan dihuni oleh civitas academica yang berasal dari 90 negara. Rektor pertamanya berasal dari Singapura, sedang rekor kedua berasal dari AS.