Jadi Ketua Wantimpres, Wiranto Ibaratkan Dirinya Sebagai Semar

21 Januari 2020 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Wantimpres Wiranto (kiri) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (21/1). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Wantimpres Wiranto (kiri) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (21/1). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Wiranto menyebut perannya sebagai Ketua Wantimpres layaknya Semar di pewayangan. Membantu menasihati Presiden Jokowi ketika membuat sebuah kebijakan.
ADVERTISEMENT
“Kami coba mencari apa yang kiranya pantas kita sampaikan kepada presiden. Definisi yang paling tepat tugas kami ngelingake (mengingatkan) kalau ada kebijakan yang maunya baik tapi jadinya nggak baik. Kebijakan yang waktu diterapkan di lapangan, feedback-nya tidak positifjar," ujar Wiranto saat di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (21/1).
"Atau mungkin ide-ide presiden begitu banyak mungkin ada sisa-sisa ide yang kami sampaikan kepada presiden. Nah itu kira-kira tugas kita. Kalau yang gemar wayang kulit saya kira Ki Badranaya atau Semar ngelingake,” sambungnya.
Peran Wantimpres ini disebut tidak mudah lantaran presiden sudah memiliki banyak instrumen. Seperti 34 menteri, wakil menteri, kepala lembaga negara, BIN, TNI, Polri dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Tugas ini tidak ringan karena memberi pertimbangan pada presiden yang juga kepala negara, yang juga kepala pemerintahan. Yang punya tanggung jawab sangat besar kepada 262 juta masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Menko Polhukam Wiranto memberikan sambutan saat menghadiri acara silaturahmi dengan keluarga besar Kemenko Polhukam di Jakarta, Sabtu (19/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Humas Kememko Polhukam
Menurutnya, Wantimpres memerlukan masukan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dari UGM.
Kampus ini dipilih lantaran setelah kemerdekaan, UGM merupakan kampus yang pertama dibangun presiden. UGM juga salah satu kampus tertua bersama UI dan ITB.
“Kami harus banyak bergaul, banyak mendengar, berbincang dengan segala pihak. Karena kami hanya bersembilan. Masing-masing anggota hanya dibantu dua orang. Satu asisten dan satu staf. Kami harus keluar mendengar bergaul mendapat masukan sebanyak-banyaknya,” kata Wiranto.
Semar adalah nama tokoh punakawan paling utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan wiracarita Mahabharata dan Ramayana dari India.
ADVERTISEMENT