Jadi Korban Penipuan Travel Agent, 6 Orang Telantar di Amsterdam

26 November 2018 16:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi travelling  (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi travelling (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Warga Indonesia berinisial R dan E beserta keluarganya merencanakan liburan ke Eropa sejak jauh-jauh hari. Namun, siapa sangka sesampainya di Eropa, tepatnya di Amsterdam, Belanda, ia malah ditelantarkan oleh M, tour leader sendiri. Total ada 6 orang dalam rombongan itu.
ADVERTISEMENT
R mengaku sejak awal menaruh kecurigaan kepada M. M menawarkan paket perjalanan ke Eropa selama 9 hari sebesar Rp 16 juta per orang. Ia sudah memesan dan membayar paket perjalanan sejak November 2017.
M menjanjikan untuk batch pembayaran November 2017 akan berangkat pada Juni 2018. Namun, pemberangkatan kemudian diundur hingga November 2018.
"Harga saat itu Rp 16 juta per orang. Murah banget sebenernya. Tapi karena review di Instagram-nya bagus dan saya juga sudah bertemu di rumahnya, dan ayahnya juga seorang RT di sana, makanya saya percaya," kata R saat dihubungi kumparan, Senin (26/11).
Kepada R dan E, M meyakinkan harga paket perjalanan dipatok semurah itu karena di-booking setahun sebelumnya. Tidak hanya itu, saat menjelaskan biaya paket perjalanan, M menjelaskan dengan sangat yakin. Sehingga R dan E menampik segala kecurigaan itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau booking mendekati berangkat, harganya Rp 23 juta," tuturnya.
"Bicaranya sudah pengalaman banget, dan terasa make sense aja," lanjutnya.
Tidak hanya itu, rencana perjalanan selama 9 hari juga terlihat menjanjikan. Misalnya saja, sesampainya di Belanda, langsung diajak mengunjungi Volendam, sebuah desa nelayan yang terletak di bagian utara Belanda.
Lalu pada hari ketiga, mengunjungi Koln untuk melihat kemegahan gereja katedral bergaya gothic yang terletak di dekat Sungai Rhine. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Frankfurt. Jadwal perjalanan yang terlihat menjanjikan itu pula yang membuat R dan E yakin dengan agen perjalanan ini.
Singkat cerita, R dan E beserta keluarga akhirnya pergi menuju Amsterdam, Belanda, pada Kamis (22/11). Sesampainya di sana, R dan E tidak bisa menghubungi M. R dan E juga baru mengetahui bahwa M hanya memesan dan membayar hotel untuk satu malam saja di Amsterdam.
ADVERTISEMENT
"Untuk tiket pesawat, saya sudah pegang tiket PP. Booking hotel pun saya sudah pegang, yang ternyata booking kosong. Makanya saat last minute mau berangkat ke Amsterdam, tour leader saya tidak bisa dihubungi. Saya memutuskan untuk berangkat saja," imbuhnya.
Sadar ditelantarkan, R dan E kemudian memutar otak bagaimana caranya agar bisa mendapat penginapan. Ia kemudian mengakses liburaneropa.com. Dari sana, ia bertemu dengan Mukti dan Lutfi, orang Indonesia yang kini sudah menjadi warga negara Belanda. Ia pun dibantu Mukti untuk mencari penginapan di Amsterdam dan Paris.
"Mereka bantu saya untuk cari tempat stay di Amsterdam dan Paris. Saya memutuskan di Paris karena selain harganya lebih terjangkau, sekalian saya liburan," ujarnya.
Mukti dan Lutfi juga membantu R untuk menghubungi M yang tidak ikut dalam perjalanan tersebut. Namun, M tidak bisa dihubungi.
ADVERTISEMENT
"Saya hubungi tour leader di Jakarta tapi tidak direspons. Kontak stafnya awalnya cukup bantu. Dia datangi ke rumah M, tapi hasilnya nihil. Katanya memang M sedang banyak masalah (karena diduga menipu)," terangnya.
"Info terakhir, sekarang orangnya sudah hilang dari rumahnya. Akhirnya sama Pak Mukti dan Pak Lutfi dicek tour leader saya yang di Jakarta, dan booking-an yang sudah dibuat ternyata booking hotel yang saya punya belum di payment semuanya," ungkapnya.
Saat ini, R dan E beserta keluarga masih berada di Paris. Mereka baru bisa pulang pada 30 November nanti.
"Nikmatin liburan dulu. Sayang sudah di Eropa, karena tiket kepulangan saya masih tanggal 30 (November)," ucapnya.
R dan E juga akan mengambil jalur hukum terkait kejadian yang menimpa mereka. Mereka sedang mengumpulkan seluruh bukti, mulai dari data-data hingga history percakapan dengan M.
ADVERTISEMENT
"Saya lagi serahkan ke lawyer dulu. Biar diurus secara hukum," pungkasnya.