Jadi Mata-mata Butuh IQ Tinggi?

7 Mei 2017 19:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anna Chapman, mata-mata Russia (Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin)
zoom-in-whitePerbesar
Anna Chapman, mata-mata Russia (Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin)
Anna Chapman sepintas terlihat lebih seperti perempuan sosialita dengan penampilan bak model. Perempuan asal Russia dengan nama aslia Anna Vasil-yevna Chapman ini kemudian diketahui berprofesi sebagai mata-mata negaranya. Identitasnya sebagai mata-mata terungkap setelah FBI menangkap perempuan yang saat ini berusia 35 tahun pada Juni 2010.
ADVERTISEMENT
Dari seluruh latar belakang Chapman yang terungkap ke publik, salah satu yang paling mengejutkan adalah IQ yang dia miliki: 162. Angka 162 terbilang tinggi dibanding milik orang lain.
Dalam kehidupan yang begitu menghamba IQ sebagai tolok ukur kecerdasan, Chapman dianggap sebagai manusia dengan kualitas di atas rata-rata. Apalagi, sudah menjadi rahasia umum apabila profesi mata-mata diduduki oleh orang-orang ber-IQ tinggi.
Perekrutan orang-orang ber-IQ tinggi untuk masuk ke kesatuan rahasia pernah diungkap oleh Guardian. Media asal Inggris tersebut mengungkap dokumen perekrutan yang dilakukan oleh MI6, satuan intelijen yang dimiliki Kerajaan Inggris Raya.
Kantor Agen Inggris MI6 di London (Foto: Toby Melville/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Agen Inggris MI6 di London (Foto: Toby Melville/Reuters)
Sumber yang enggan disebut namanya tersebut menyebutkan bahwa tantang dunia spionase semakin membutuhkan kecerdasan luar biasa. “Kami sedang tidak berada dalam perlombaan senjata. Spionase tetaplah spionase,” ungkap sumber Guardian tersebut.
ADVERTISEMENT
Untuk itu MI6 memiliki standar perekrutan baru. “Kami ingin lebih banyak perempuan, berasal dari berbagai latar belakang ras, dan paham mengenai ilmu komputer,” beber sumber tersebut.
Sumber lainnya yaitu seorang anggota MI6 menyebutkan bahwa kecerdasan menjadi indikator penting yang bisa menggantikan sertifikat kuliah. Seorang perempuan membeberkan bahwa orang-orang yang menjadi anggota MI6 justru jarang yang berasal dari kampus top seperti Oxford dan Cambridge.
“Sebagian besar orang di MI6 tidak punya latar belakang ijazah kampus top. Justru banyak yang direkrut tanpa latar belakang ijazah atau pengalaman kerja,” ujarnya.
Aksi spionase paling terkenal yang pernah dilakukan oleh orang ber-IQ tinggi terjadi ketika perang dingin. Dikutip dari New York Daily, seorang prajurit AS bernama Sersan Ramsey berkhianat dengan membocorkan informasi strategi perang NATO kepada Uni Soviet.
ADVERTISEMENT
Ramsey bersama rekannya Sersan Clyde Lee Conrad hanya seorang prajurit berpangkat rendah dalam militer AS. Namun pada 1988, seluruh militer AS kebakaran jenggot setelah dirinya mampu membocorkan rahasia yang berisi rencana perang NATO dan lokasi misil nuklir milik blok barat di Eropa.
Ramsey mampu mempengaruhi para penjaga untuk memberikan dokumen yang dia mau. Dia mampu membuat para penjaga yang terdiri dari orang-orang terpilih untuk menggunakan obat-obatan terlarang. Dalam keadaan mabuk, mereka secara tidak sadar dibobol oleh Ramsey.
Kisah ini terungkap oleh agen FBI bernama Joe Navarro yang kemudian menangani kasus Ramsey. Setelah ditangkap pada tahun 1990, Navarro sempat kesulitan untuk mendekati Ramsey yang terus berkelit.
Kisah-kisah dunia spionase kerap diisi oleh orang-orang yang memiliki IQ tinggi. Akan tetapi, seperti dunia mereka yang serba rahasia, tidak ada yang tahu pasti apa yang ada di balik dunia intelijen.
ADVERTISEMENT
Central Intelligence Agency (Foto: Larry Downing/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Central Intelligence Agency (Foto: Larry Downing/Reuters)