Jadi PM Malaysia, Anwar Ibrahim Berhemat: Tak Terima Gaji hingga Kabinet Ramping

28 November 2022 15:24 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua koalisi Pakatan Harapan Anwar Ibrahim (PH) Datuk Seri Anwar Ibrahim seusai berjumpa Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong, Al Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al Mustafa Billah Shah di Pintu Masuk 2, Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (22/11). Foto: ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman
zoom-in-whitePerbesar
Ketua koalisi Pakatan Harapan Anwar Ibrahim (PH) Datuk Seri Anwar Ibrahim seusai berjumpa Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong, Al Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al Mustafa Billah Shah di Pintu Masuk 2, Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (22/11). Foto: ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menegaskan fokus utama pemerintahannya ketika diangkat pada Kamis (24/11). Menjanjikan prioritas pada biaya hidup, Anwar melakukan penghematan.
ADVERTISEMENT
Pria berusia 75 tahun itu melewati jalan terjal untuk mencapai tampuk kekuasaan Malaysia. Koalisi pimpinannya berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum. Tetapi, mereka tidak mampu merebut ambang batas kursi untuk membentuk pemerintahan.
Raja Malaysia, Sultan Abdullah dari Pahang, lantas turun tangan untuk mengatasi kekosongan pemerintahan. Dia secara resmi menunjuk Anwar menjadi PM ke-10 Malaysia sejak negara itu merdeka dari Inggris.
Kendati demikian, penunjukannya hanya mengawali perjalanan yang lebih terjal. Anwar mengambil alih pemerintahan ketika negara itu menghadapi perlambatan ekonomi dan perpecahan usai pemilu.
Setelah terpilih, Anwar lantas berjanji untuk menyelesaikan kekhawatiran utama bagi masyarakat, yakni ekonomi.
"Prioritas saya sekarang adalah mengatasi biaya hidup," jelas Anwar setelah dilantik, dikutip dari Reuters, Senin (28/11).
ADVERTISEMENT
Ini sejumlah gebrakan penghematan yang dilakukan Anwar Ibrahim saat memulai menjalankan pemerintahan di Negeri Jiran:

Tidak Terima Gaji

Anwar Ibrahim (Tengah) jalani pelantikannya sebagai Perdana Menteri Malaysia di Istana Nasional di Kuala Lumpur pada 24 November 2022. Foto: Mohd Rasfan/AFP
Setelah diangkat, Anwar mengulangi janjinya untuk tidak mengambil gaji dari jabatan barunya. Keputusan ini dibuat sebagai bentuk solidaritas dengan masyarakat yang berjuang mengarungi kenaikan biaya hidup. Anwar berniat mengembalikan kepercayaan mereka.
"Agar [masyarakat] tidak melihat menteri dan pemimpin—apa pun parpol dan agamanya—yang memikirkan gaji, kontrak, dan saham," ungkap Anwar, dikutip dari Sinar Daily.
"Jadi saya memilih untuk tidak mengambil gaji perdana menteri saya," lanjut dia.
Selama berkampanye, Anwar mengaku akan mengambil inisiatif tersebut karena merasa malu ketika melihat rakyat bersusah payah bertahan hidup sementara gaji pejabat tidak tersentuh.
Anwar menolak menerima gaji RM 80.000 (Rp 280 juta).
ADVERTISEMENT
Sebab, penduduk asli pun hanya memiliki biaya hidup bulanan sebesar RM 400 (Rp 1,4 juta). Begitu pula masyarakat yang hanya mendapatkan gaji minimum RM 1.500 (Rp 5,2 juta).
Diberitakan New Straits Times, Anwar juga berjanji bahwa dia dan keluarganya tidak akan menerima proyek pemerintahan.
Anwar merujuk pada istrinya yang merupakan Ketua Dewan Penasihat Partai Keadilan Rakyat (PKR), Wan Azizah Wan Ismail, serta putrinya yang merupakan Wakil Presiden PKR, Nurul Izzah.

Tolak Mobil Dinas

Perdana Menteri baru Malaysia Anwar Ibrahim melambai kepada fotografer saat ia tiba di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia 24 November 2022. Foto: Fazry Ismail/Pool via REUTERS
Anwar juga memutuskan tidak akan menggunakan mobil dinas mewah Mercedes-Benz S600. Pemerintah membeli mobil tersebut sebelum dia menjabat. Anwar menolak pembelian mobil mewah baru pula karena tidak ingin mengeluarkan biaya lagi.
"Saya menolak untuk menggunakan kendaraan Mercedes S600 yang dibeli dan diperoleh Sekretariat Perdana Menteri sebelum saya menjabat," terang Anwar, dikutip dari The Star.
ADVERTISEMENT
Anwar meyakinkan, pemerintahannya akan lebih berhati-hati dalam mengelola pengeluaran. Dia mengatakan, mereka tidak akan mengulangi praktik pemerintahan sebelumnya.
Dengan demikian, Anwar menyerukan agar seluruh anggota kabinet mendatang tidak menggunakan dana pemerintah untuk pengeluaran yang tidak perlu. Sinar Daily melaporkan, dia menyinggung biaya yang dapat terbuang untuk renovasi kantor mereka.
"Ini adalah pesan kepada semua pimpinan departemen lain untuk mengingat bahwa kita harus memulai budaya baru. Jangan gunakan uang pemerintah untuk kenyamanan kita sendiri," seru Anwar.
"Setiap menteri dulu saat pindah menghabiskan RM 500.000 [Rp 1,7 miliar], RM 300.000 [Rp 1 miliar] hanya untuk memperbaiki atau mengganti semua kursi dan meja yang indah," lanjutnya.
Anwar menambahkan, dia sendiri tidak merasa perlu mengganti atau membenahi apa pun yang ada di kantor perdana menteri.
ADVERTISEMENT
"Tidak perlu ada pembelian baru untuk kantor perdana menteri, mereka juga memberi tahu saya bahwa karpetnya sedikit sobek, dan saya katakan tidak perlu yang baru, hanya perbaiki sedikit saja," tambah dia.

Kabinet

Perdana Menteri Malaysia yang baru diangkat Anwar Ibrahim bereaksi saat menyampaikan pidatonya dalam sebuah pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (24/11/2022). Foto: Vincent Thian/POOL/AFP
Selain menekan pengeluarannya, Anwar berencana merampingkan kabinet dan memangkas gaji para menteri. Pendahulunya, Ismail Sabri Yaakob dan Muhyiddin Yassin, menggembungkan kabinet dengan lebih dari 30 menteri dan hampir 40 deputi.
"Ada 70 menteri di bawah BN [Partai Barisan Nasional]. Apa yang mereka lakukan? Rakyat menderita dengan kenaikan harga barang tetapi 70 menteri tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu keadaan," ujar Anwar saat kampanye, dikutip dari The Vibes
"Dalam Islam, kekuasaan adalah tanggung jawab, bukan keistimewaan," sambung dia.
Anwar merujuk pada janjinya lagi ketika berbicara kepada wartawan pada Minggu (27/11). Dia menambahkan, posisi kabinet tidak boleh dilihat sebagai 'hadiah' untuk politikus yang mendukungnya.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin mereka mendukung saya untuk kebijakan yang saya bawa, komitmen saya melawan korupsi, dan untuk memulihkan ekonomi," kata Anwar, dikutip dari The Straits Times.
Anwar memiliki 148 anggota parlemen di blok pemerintahannya yang mewakili setidaknya empat koalisi, tiga partai, dan kandidat independen. Ini memberinya mayoritas dua pertiga di parlemen, menjadikan pemerintahannya yang terkuat di Malaysia sejak 2008.
Namun, ada kekhawatiran bahwa dia harus memerhatikan tuntutan banyak pihak yang menopang pemerintahannya, termasuk BN, Gabungan Parti Sarawak (GPS), dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS).
Sebelumnya, Anwar mengindikasikan dia akan menunjuk dua deputi yang mencakup satu deputi dari BN dan satu deputi dari GPS.

Subsidi

Anwar Ibrahim. Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
Anwar sedang meninjau program subsidi pemerintah untuk mengarahkan uang kepada kelompok berpenghasilan rendah.
ADVERTISEMENT
Dia mengumumkan, lembaga terkait diberi waktu dua pekan untuk menguraikan subsidi negara dan implikasinya sejak Minggu (27/11).
Anwar mengatakan, pemerintah akan mempertimbangkan insentif lain bagi industri yang tidak lagi mendapatkan manfaat dari subsidi.
Malaysia diperkirakan menghabiskan RM77,7 miliar (Rp 272 triliun) subsidi pada 2022. Negara itu menawarkan subsidi bagi semua warga.
Potongan harga bahan bakar dan minyak goreng adalah pengeluaran terbesarnya. Malaysia turut memberikan subsidi untuk listrik, gula, dan tepung.
"Subsidi harus tepat sasaran, bila tidak, subsidi tersebut tidak hanya dinikmati oleh kelompok berpenghasilan rendah tetapi juga orang kaya," tutur Anwar.