Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jadi Wartawan hingga Pengusaha, Rupa Intel Saat Bertugas
15 Desember 2022 18:10 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Terungkapnya sosok Iptu Umbaran Wibowo sebagai anggota Polri yang menyamar menjadi wartawan, membuka mata kita akan dunia intelijen. Ini membuktikan polisi rahasia tidak hanya menyamar sebagai pedagang kaki lima seperti yang jamak kita tahu.
ADVERTISEMENT
Pengamat Intelijen Ridlwan Habib mengatakan penyamaran dalam dunia intel adalah hal yang biasa. Apalagi bila Umbaran memang mendapatkan tugas khusus dari kesatuannya.
"Jika memang benar itu penugasan khusus, ya, wajar, ya, karena dalam setiap penugasan seorang anggota intelijen memang harus menjalani profesi sesuai dengan cover atau kedok di mana dia menggunakan penyamarannya semaksimal mungkin," kata Ridlwan saat dihubungi kumparan, Kamis (15/12).
Maksud Ridlwan semaksimal mungkin ialah melakukan apa pun hingga penyamarannya tidak diketahui. Dalam kasus Umbaran ia menjadi kontributor TVRI di Kabupaten Blora. Ia bahkan memiliki sertifikat wartawan madya yang dikeluarkan Dewan Pers.
"Ketika dia wartawan ia dia harus bisa melakukan peliputan bisa bersertifikasi dan wajar menurut saya," kata Ridlwan.
Begitu pun bila ada yang ditugaskan untuk menyamar dengan profesi lainnya. Ridlwan mencontohkan sebagai atlet atau pengusaha.
ADVERTISEMENT
"Artinya jika ia menjadi seorang pengusaha ya dia harus jadi pengusaha yang benar-benar pengusaha punya bisnis, punya toko, dan seterusnya. Misalnya dia kedoknya adalah seorang atlet, ya, dia harus benar-benar bisa olahraga sesuai dengan bidangnya," kata Ridlwan.
Menurut Ridlwan penyamaran seorang intel dalam menjalankan tugasnya adalah hal yang wajar. Hingga saat ini hal tersebut masih relevan untuk dilakukan.
"Ada beberapa metode intelijen, penyamaran bagian dari Humint (human intelligence) yang selalu relevan dengan zaman," kata Ridlwan.
Intel dan Peran Tukang Siomay
Ridlwan mengatakan intel dalam menjalankan tugas bisa berperan sebagai apa saja sesuai dengan kebutuhan. Dia tak memungkiri banyak juga pertanyaan soal tukang bakso dan Siomay rangkap jadi intel.
Ridlwan mengatakan, di era orde baru hal itu lumrah dilakukan. Intel akan sedekat mungkin dengan tugasnya karena harus mengumpulkan berbagai data.
ADVERTISEMENT
"Dulu memang intelejen di era orde baru salah satu bentuk cara mencari informasi adalah menyamar menjadi pedagang keliling, misal jadi tukang bakso, jadi tukang nasi goreng, pedagang siomay," jelas dia.
"Saat itu iya di era orde baru. Karena informasi di lapangan itu muncul dari pembicaraan ibu-ibu ketika mereka beli sesuatu. Jadi misalnya tentang dunia sosial politik, tentang isu ekonomi yang lagi hangat apa itu dibutuhkan untuk didata sebagai petugas intelijen. Tapi itu era dulu," tambah dia.
Saat ini, peran peran pedagang lebih banyak dilakukan bukan oleh intel, tapi reserse di kepolisian. Tugas reserse tentu berbeda dengan intel. Dia menyamar untuk menangkap pelaku kejahatan.
Misalnya, saat penangkapan Dr Azhar di Batu Malang 2005 ada yang menyamar menjadi pedagang bakwan kawi. Lalu ada kasus di Wonosobo yang menyamar menjadi tulang galon keliling.
ADVERTISEMENT
"Hari ini saya rasa sudah sangat jarang petugas intelijen menjadi pedagang keliling. Karena informasi ini beredar menggunakan media sosial," ujar dia.
Seorang intel tentu memiliki tugas dan peran khusus. Ridlwan mengatakan, tugas mereka ketika di kantor tentu berbeda dengan peran mereka di lapangan.
"Kalau bertugas sebagai agen di lapangan pengumpul informasi ya dia jalankan tugas sesuai penyamarannya. Kalau dia wartawan maka bajunya kayak wartawan, kalau dia jadi pegawai bank ya kayak pegawai bank, kalau dia kerja di teknisi ya dia harus seperti teknisi. Persisi seperti samarannya dia," tutur dia.
Penjelasan Polda Jateng soal Iptu Umbaran Wibowo
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy, mengatakan Iptu Umbaran merupakan seorang anggota Polri dan pernah bekerja sebagai kontributor di TVRI Jateng, namun bukan sebagai pegawai tetap.
ADVERTISEMENT
"Benar, pernah bekerja sebagai kontributor di TVRI Jateng untuk wilayah Pati. Dia bukan pegawai tetap TVRI," ujar Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/12).
Iqbal membeberkan, Iptu Umbaran juga pernah bertugas sebagai intelijen di wilayah Blora, Jawa Tengah.
"Dia pernah ditugaskan melaksanakan tugas intelijen di wilayah Blora," bebernya.
Pada Januari 2021 silam, lanjut Iqbal, penugasan Iptu Umbaran sebagai intelijen pun rampung. Dia kemudian dipindah menjadi Kanit Intel di Polres Blora.
"Januari Tahun 2021 penugasan tersebut selesai dan dia pindah menjadi organik Polres Blora sebagai Kanit Intel di Polres Blora. Selanjutnya diangkat sebagai Wakapolsek Blora. Tanggal 12 Desember 2022 dia dilantik menjadi Kapolsek di Kradenan," jelas Iqbal.
Live Update