Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Jakarta Akan Bangun 4 ITF untuk Kurangi Sampah lalu Ubah Jadi Energi Listrik
12 Maret 2021 11:04 WIB

ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta berencana membangun 4 Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) atau biasa disebut Intermediate Treatment Facility (ITF). Pembangunan ini sebagai upaya mengurangi sampah yang ada di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Syaripudin, berharap ITF bisa mengurangi volume sampah dengan pengolahan berbasis teknologi tepat guna, teruji, dan ramah lingkungan. ITF juga dapat menghasilkan energi terbaru yang memiliki kemanfaatan umum atau nilai tambah.
Nantinya, ITF akan dipusatkan di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Pengerjaannya juga akan dikepalai Dinas LH bersama dua BUMD PT Jakpro dan Perumda Sarana Jaya.
“Adapun titik lokasi ITF yang dibangun, yakni ITF Sunter sebagai pusatnya yang mana berdasarkan Pergub 33/2018 penugasannya kepada PT Jakpro, ITF Wilayah Layanan Barat berdasarkan Pergub 65/2019 penugasannya kepada PT Jakpro, serta ITF Wilayah Layanan Timur dan Selatan berdasarkan Pergub 71/2020 penugasannya kepada Perumda Sarana Jaya,” ucap Syaripudin dikutip PPID DKI, Jumat (13/3).
Untuk ITF Wilayah Layanan Barat, rencananya mengolah 2.000 ton sampah per hari dengan efisiensi 80 persen. Untuk pembangunan ITF Wilayah Layanan Barat, PT Jakpro bekerja sama dengan konsorsium PT Wijaya Karya (WIKA)-PT Indoplas Karya Energi (Indoplas).
ADVERTISEMENT
"Proses pemilihan mitra ini sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur, terbuka dan transparan karena dipublikasikan di media massa," tuturnya.
Sedangkan untuk ITF di Wilayah Layanan Timur dan Selatan, diperkirakan mampu mereduksi sampah sebanyak 70-90 persen.
Untuk ITF Sunter sebagai pusatnya akan mampu mengurangi sampah sebanyak 2.200 ton per hari dan menghasilkan energi listrik sebesar 35 megawatt. Fasilitas pengelolaan sampah tersebut dapat meminimalkan ketergantungan daerah terhadap Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di luar daerah.
“Pengolahan dan pemanfaatan sampah di berbagai wilayah tersebut diharapkan menjadi salah satu solusi atas volume sampah di TPST Bantar Gebang. Selain itu, proyek ini juga mampu menjadi salah satu upaya untuk memanfaatkan sampah menjadi listrik," jelas dia.
Sebagai informasi, jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang per harinya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas LH, pada 2014, sampah yang masuk sebanyak 5.665 ton sampah/hari.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada 2015 sebanyak 6.419 ton sampah/hari. Tahun 2016 sebanyak 6.562 ton sampah/hari, tahun 2017 sebanyak 6.875 ton sampah/hari, tahun 2018 sebanyak 7.453 ton sampah/hari, tahun 2019 sebanyak 7.702 ton sampah/hari, dan 2020 sebanyak 7.424 ton sampah/hari.
Untuk komposisi sampah DKI Jakarta didominasi secara berturut-turut oleh sisa makanan sebanyak 53%, plastik 9%, residu 8%, kertas 7%, dan lain-lain.
“Menuntaskan permasalahan sampah ini tidak dapat dilakukan hanya dari unsur pemerintah saja. Tentu, dibutuhkan upaya bersama masyarakat, dimulai dari pemilahan dan pengurangan sampah rumah tangga. Karena sejatinya sampah rumah tangga juga bisa didaur ulang, seperti menjadi kompos," tutupnya.