Jakarta Butuh Pemimpin yang Lurus

Ahok dan Djarot pidato. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)

Calon gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan sambutan kepada ribuan warga Jakarta yang datang menghadiri kampanye akbar paslon Ahok-Djarot bertajuk 'KonserGue 2' di di Ex-Driving Range Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (4/2).

Dalam pidatonya di atas panggung, Ahok menyebutkan bahwa pemimpin DKI Jakarta harus memiliki sejumlah kriteria.

"Dalam memimpin Jakarta butuh kepala yang lurus supaya bawahannya tidak berani tidak lurus. Harus bersih dan transparan serta profesional," ujarnya di lokasi konser, Sabtu (4/2).

Ahok juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran konser.

"Terimakasih kepada warga yang sudah memberikan waktunya untuk hadir dan kepada semua pihak yang sudah menyumbang tenaganya untuk kampanye kami. Mulai dari KPU, Bawaslu, dan Kepolisian yang menjaga kondisi Jakarta tetap kondusif," ujarnya.

Ia berjanji akan melaksanakan seluruh program kerjanya dengan lebih baik demi kesejahteraan warga Jakarta.

"Kami percaya kami bisa bekerja lebih baik lagi. Mulai dari jaminan pendidikan, kesehatan, perumahan, transportasi, hingga sembako dengan harga khusus," ujarnya.

Lima tahun lagi, kata Ahok, ia dan jajarannya optimistis dapat menorehkan prestasi untuk kota Jakarta tanpa mengesampingkan kesejahteraan warganya.

"Kita akan menjadikan Jakarta lima tahun ke depan bisa sejajar dengan kota-kota lainnya dan yang penting biaya hidup warga Jakarta tetap murah," kata Ahok.

Usai menyampaikan pidato, Ahok kemudian mempersilakan Djarot untuk bergantian berbicara di depan ribuan warga. Dalam kesempatan itu Djarot berharap persatuan dan kesatuan bangsa tidak terpecah belah hanya karena pilkada.

Konser berakhir sekitar pukul 17.30 WIB ditutup dengan penampilan dari band rock Slank. Sebelum turun dari panggung, Ahok terlihat menyalami para personel band tersebut. Sesaat kemudian Ahok dikerumuni para artis pendukung di sudut kanan panggung. Mereka berebut selfie bersama Ahok.