Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Jakarta Makin Macet: Mobilitas ke Kantor Naik 6%, ke Mal Naik 14%
18 Agustus 2021 18:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PPKM Level 4 Jawa-Bali kembali diperpanjang, artinya DKI Jakarta yang masuk ke dalam cakupan Jawa-Bali itu masih harus mengikuti berbagai ketentuan PPKM Level 4.
ADVERTISEMENT
Dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan PPKM Level 4, pemerintah Jakarta pun menerapkan kebijakan Ganjil Genap (Gage) sejak tanggal 12 Agustus lalu di 8 ruas jalanan di Jakarta.
Gage ini diharapkan dapat membatasi mobilitas masyarakat pada satu rentang periode waktu tertentu, terutama pada periode waktu pukul 06.00 hingga 20.00.
Dengan kata lain kemacetan selama PPKM Level 4 di Jakarta seharusnya berkurang karena mobilitas masyarakatnya dibatasi.
Namun, apakah sebenarnya mobilitas di Jakarta berangsur berkurang selama masa PPKM dibandingkan dengan masa sebelum PPKM diterapkan?
Berikut uraian datanya dari periode pra PPKM (1 Juni-2 Agustus) hingga periode selama PPKM saat ini (3 Juni-14 Agustus).
Kemacetan
Data kemacetan DKI Jakarta yang diolah kumparan ini adalah berdasarkan data dari TomTom Traffic Indeks. Berikut datanya:
ADVERTISEMENT
Berdasarkan grafik perharinya, mulai dari masa Pra PPKM hingga selama PPKM , tren keseluruhan dari kemacetan di Jakarta memang tampak mengalami penurunan. Setidaknya konsisten menyentuh titik terendahnya pada masa PPKM Darurat I tanggal 4, 11, 18, 20 Juli.
Akan tetapi, sejak tanggal 20 Juli tersebut tren secara umum kemacetan DKI Jakarta justru mengalami peningkatan. Hingga di titik terakhir pada masa selama PPKM, tepatnya saat PPKM Level 4 yang telah diperpanjang untuk ke-3 kalinya, justru tak jauh berbeda saat masa pra PPKM.
Berdasarkan gambaran rata-rata per masanya sendiri (di bawah) peningkatan dapat terlihat bahwa kemacetan di DKI Jakarta justru berangsur meningkat di setiap masanya selama PPKM.
Pada masa PPKM Level 4 III, persentasenya sudah mencapai angka 18, berbeda ketika masa PPKM Darurat I yang jumlahnya hanya 8 persen.
ADVERTISEMENT
Penyebab Kemacetan di DKI Jakarta
Menggunakan data dari Google Mobility Report, kumparan berusaha melihat dari mana sumber kemacetan tersebut.
Google Mobility Report sendiri adalah sebuah data olahan Google yang didapat dari aktivitas perekaman pergerakan GPS para pengguna smartphone. Dari data tersebut itu akhirnya dipakai Google untuk menyajikan data terkait mobilitas yang dilakukan masyarakat di satu wilayah tertentu.
Berdasarkan data tersebut, Google mengategorikannya ke dalam 6 kategori. Namun, kami berfokus hanya pada 2 kategori yakni Retail dan Rekreasi (restoran, kafe, pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop) dan Tempat Kerja. Sebagaimana dua kategori itu yang paling dikontrol pemerintah saat PPKM berlangsung.
Adapun dari dua kategori itu ditemukan tren bahwa secara umum mobilitas masyarakat di DKI Jakarta dari masa pra PPKM menuju selama PPKM mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, seiring berjalannya masa selama PPKM, di dua kategori ini, mobilitas masyarakat DKI Jakarta justru mengalami peningkatan yang artinya sejalan dengan peningkatan kemacetan yang disajikan sebelumnya.
Berikut gambarannya:
Keterangan minus di kedua grafik tersebut menjelaskan jika angkanya minusnya semakin kecil, artinya mengalami peningkatan. Namun jika minusnya semakin besar, maka mengalami penurunan.
Meskipun keduanya terlihat sangat fluktuatif, namun secara umum di kedua grafiknya bisa terlihat adanya tren peningkatan secara umum yang terjadi hingga masa PPKM Level 4 jilid III sejak masa PPKM Darurat I, tepatnya di tanggal 20 Juli 2021.
Tren peningkatan itu pun dapat terlihat jelas berangsur-angsur naik jika dilihat berdasarkan rata-rata per periode PPKM-nya.
Dari data di bawah ini pula, kita bisa melihat bahwa mobilitas ke ritel dan rekreasi (termasuk mal) naik 14 persen dibanding saat PPKM Darurat. Sementara itu, mobilitas ke kantor naik 6 persen dibanding saat PPKM Darurat.
ADVERTISEMENT
Data-data tersebut sekaligus menunjukkan DKI Jakarta berangsur 'normal'. Meski kapasitas ke pusat perbelanjaan dibatasi maksimal 50 persen, data menunjukkan bahwa animo masyarakat ke tempat-tempat tersebut kembali meningkat.