Jakpreneur Bangkitkan Geliat UMKM Usai Pandemi

2 Agustus 2022 8:08 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
UMKM yang bergabung dalam Jakpreneur. Foto: Pemprov DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
UMKM yang bergabung dalam Jakpreneur. Foto: Pemprov DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Jakarta terus memberdayakan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) lewat Jakpreneur. Para pengusaha UMKM yang telah bergabung sudah merasakan manfaat dari berbagai program Jakpreneur.
ADVERTISEMENT
N. Naugan Simanungkalit, misalnya. Salah satu mitra binaan Jakpreneur ini pemilik coffee shop Alfee Coffee. Jakpreneur telah berjasa mengembangkan usahanya.
"Yang pasti, Jakpreneur itu banyak bantu kita dalam hal memberikan fasilitas gratis yang dibutuhkan oleh UMKM, misalnya sertifikasi halal, sertifikasi HKI (Hak Kekayaan Intelektual), food handler. Kalau kita yang coffee shop seperti itu," kata Naugan saat dihubungi, Minggu (31/7).
Tidak hanya soal sertifikasi, Jakpreneur, juga banyak memberikan pelatihan kepada para anggotanya. Seperti pembuatan laporan keuangan dan penggunaan sosial media untuk meningkatkan penjualan, yang sangat bermanfaat buat Naugan.
Pelatihan-pelatihan itu ditawarkan kepada para anggota Jakpreneur. Tinggal anggotanya sendiri memilih, mau mengikuti pelatihan yang mana untuk bisa menambah skill mereka.
"Jadi memang saya rasa mereka enggak menggelontorkan uang cash. Tapi itu juga bentuknya value, dalam arti pelatihan, kelas, sertifikasi. Itu juga kan cash, kalau bisa diuangkan. Dan itu membantu sekali, dibandingkan kalau misal kita urus sendiri. Kalau kita urus sendiri, mungkin bisa Rp 2 jutaan. Kalau kita ngurus food handler sendiri, mungkin bisa Rp 2 jutaan itu ya. HKI bisa Rp 3 jutaan, tapi ini gratis," jelas Naugan.
ADVERTISEMENT
Naugan bergabung dengan Jakpreneur pada 2019. Saat itu ia mendapat informasi, ada bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengembangkan UMKM. Ia pun tertarik, lalu mendaftarkan diri di kelurahan.
Perempuan yang terpilih sebagai pengusaha terbaik oleh komunitas Satu Kedai ini ikut mendaftar ke program Jakpreneur. Setelah mendaftar ia kemudian mengikuti sejumlah program yang diberikan Jakpreneur.
"Pelatihan empat rangkaian di awal sudah dapat sertifikasi Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK). Tiga rangkaian berikutnya setelah itu. Kalau enggak salah, yang rangkaian ketujuh atau terakhir itu kan akses terhadap permodalan. Abis itu dimasukkan ke dalam grup Jakpreneur," ungkap Naugan.
UMKM yang bergabung dalam Jakpreneur. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Alfee Coffee yang ia rintis baru berjalan pada 2020. Sejak itu ia semakin intens mengikuti program-program Jakpreneur.
ADVERTISEMENT
"Sudah jadi anggota itu banyak banget fasilitasnya, tinggal kita mau pilih yang mana. Dikasih informasi bazar, terus saya punya outlet strategis di Sudirman, itu juga dari Jakpreneur kan," ujar Naugan yang kini telah punya tiga gerai coffee shop.
Ia menilai, kehadiran Jakpreneur memudahkan pelaku UMKM dalam memulai bisnisnya. Sebab pendamping dari Jakpreneur selalu membantu mitra UMKM dalam mengurus segala kebutuhannya.
"Ya, alhamdulillah, memang sedikit banyak Jakpreneur ini punya banyak peranan penting bantu kita UMKM. Saya mewakili UMKM yang lain, kita berterima kasih banyak buat mereka. Karena perhatian mereka cukup besar kepada UMKM," ucap Naugan.
"Beda sama dulu. Kalau dulu kan kita kayaknya jalan sendiri ya, sebelum ada Jakpreneur. Bingung gitu loh, mau ke mana bingung. Kalau ini kan mereka dari Jakpreneur yang arahin. Kita tanya pun, mereka langsung jawab," cerita Naugan.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan, saat ini jumlah mitra Jakpreneur mencapai 262 entrepreneur. Sementara yang terdata dalam situs Jakpreneur jumlahnya lebih banyak lagi, yaitu 311.807 peserta.
"Para peserta Jakpreneur akan mendapatkan program pelatihan hard skill, seperti kuliner, fashion, dan kerajinan. Selain itu, pelatihan soft skill pun dilaksanakan di tingkat wilayah atau provinsi, dengan materi antara lain membangun dan membentuk jiwa kewirausahaan; strategi melihat peluang bisnis bagi UMKM, serta merintis usaha melalui penggunaan media online," jelas Elisabeth, Minggu (31/7).
Pelatihan diberikan dengan menggandeng pihak swasta dan dilakukan secara daring melalui telekonferensi.
Tidak hanya memberikan pelatihan, Pemprov DKI menjalankan pula program Jumat Beli Lokal (JBL), demi meningkatkan penjualan pelaku UMKM.
ADVERTISEMENT
Program ini berbentuk live shopping yang menjual produk-produk buatan peserta Jakpreneur. Kegiatan ini rutin dilakukan di seluruh wilayah Jakarta dua minggu sekali melalui YouTube Dinas PPKUKM atau PMPTSP (Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
"Sampai saat ini, data Jumat Beli Lokal per Mei 2022 total sebanyak 923 Jakpreneur yang sudah berpartisipasi dengan omzet sebesar Rp 939.735.262. Manfaat dari program tersebut adalah membantu para UKM Jakpreneur untuk meningkatkan akses pemasaran melalui digitalisasi. Selain itu peserta UKM juga melalui kurasi yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas produk dari UKM tersebut," tambah Elisabeth.
Elisabeth berharap, JBL dapat mendorong para UKM go digital dan naik kelas. Di samping itu, ikut mendukung program pemerintah pusat, yaitu Bangga Buatan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jakpreneur Bantu UMKM di Tengah Pandemi
UMKM yang bergabung dalam Jakpreneur. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Tidak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 berdampak pada semua jenis usaha. Tak terkecuali UMKM yang menjadi bagian dari Jakpreneur.
Namun, kondisi itu tidak membuat Jakpreneur lepas tangan. Elisabeth mengungkapkan, berbagai program bantuan diberikan untuk membantu peserta Jakpreneur.
Salah satunya adalah Jakpreneur Goes to Mall. Ini adalah program pameran yang merupakan kolaborasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas PPKUKM dengan pusat perbelanjaan/mal selaku private sector. Jenis produk UMKM yang dipamerkan adalah fashion dan craft.
"Namun tidak menutup kemungkinan akan dilakukan pameran untuk jenis produk-produk lainnya. Ke depan Dinas PPKUKM bertekad untuk menggandeng kolaborator, khususnya Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI), untuk memfasilitasi akses pemasaran UMKM dengan pola kemitraan, yang juga merupakan amanat Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perpasaran," kata Elisabeth.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada pula Program Gebetan (Gerakan Bersama Tanggap) UMKM. Ini merupakan kepedulian ASN (Aparatur Sipil Negara) di lingkungan Dinas PPKUKM untuk membeli produk-produk UMKM Jakpreneur setiap bulan. Langkah itu diambil untuk mendukung pemasaran UMKM Jakpreneur serta program pemerintah pusat “Bangga Buatan Indonesia”.
Kemudian ada juga Program Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM). Program dari pemerintah pusat tersebut berupa bantuan dana bagi pelaku usaha mikro.
"Program ini berlangsung pada tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2020, jumlah dana yang diberikan sebesar Rp 2.400.000, dengan jumlah penerima BPUM sebanyak 407.823 orang. Sedangkan untuk tahun 2021, jumlah dana yang diberikan sebesar Rp 1.200.000 dengan jumlah penerima BPUM sebanyak 499.221 orang," tutur Elisabeth.
ADVERTISEMENT
"Bantuan dana tersebut dimanfaatkan pelaku usaha mikro sebagai modal usaha maupun untuk pengembangan usaha," tambahnya.
Elisabeth menuturkan, ada pula program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) UMKM yang merupakan program kolaborasi dengan semua pihak untuk membantu UMKM pada masa pandemi Covid-19. Ada tiga paket dalam KSBB UMKM yang diberikan kepada pelaku UMKM.
Ketiga paket itu ialah Paket Sarana dan Prasarana, yakni bantuan sarana prasarana berupa alat kesehatan yang akan diberikan di Lokbin (Lokasi Binaan) dan Loksem (Lokasi Sementara) milik Dinas PPKUKM Provinsi DKI Jakarta. Kemudian, Paket Pelatihan yang terdiri dari soft skill dan hard skill. Terakhir, Paket Pinjaman Modal, yaitu pemberian pinjaman modal bagi para peserta Jakpreneur, agar dapat mengembangkan usahanya pada masa pandemi.
UMKM yang bergabung dalam Jakpreneur. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Relaksasi pembiayaan juga diberikan bagi pelaku UMKM. Relaksasi ini, kata Elisabeth, diberikan bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) binaan di Lokbin dan Loksem. Melalui program tersebut, sebanyak 13.000 PKL di Lokasi Binaan dan Lokasi Sementara di Jakarta mendapat keringanan Retribusi Daerah dan/atau penghapusan sanksi administratif kepada Wajib Retribusi yang terdampak Covid-19.
ADVERTISEMENT
Relaksasi Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) pun diberikan. Bentuknya berupa tidak ada pengajuan IUMK, tapi diberikan langsung kepada pelaku UMKM.
"AJIB (Antar Jemput Izin Bermotor) mendatangi pelaku UMKM untuk diproses izinnya, sehingga dengan IUMK dapat meningkatkan aksesibilitas permodalan UMKM," ucap Elisabeth.
Pemprov DKI juga menggelar bazar online untuk UMKM. Bentuk program ini menjual produk-produk UMKM secara daring melalui website maupun e-commerce.
"Merupakan salah satu inovasi dalam masa pembatasan kegiatan selama pandemi Covid-19. Banyak UMKM yang kesulitan dalam memasarkan produk-produknya selama masa pandemi Covid-19," kata Elisabeth.
Bazar ini digelar secara periodik di lima wilayah Jakarta. Adapun situs yang digunakan untuk bazar sebagai berikut:
-Sudin PPKUKM Jakarta Pusat memiliki situs website PosJP http://www.posjp.com.
ADVERTISEMENT
-Sudin PPKUKM Jakarta Utara memiliki Borju Official Store di Tokopedia (https://www.tokopedia.com/tkkbetawistore).
-Sudin PPKUKM Jakarta Barat memiliki jabfestofficial di Tokopedia.
-Sudin PPKUKM Jakarta Selatan memiliki situs website BlanjaJaksel (https://www.blanjajaksel.com).
-Sudin PPKUKM Jakarta Timur memiliki situs website Jamur Betawi (https://jamurbetawi.id).
Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi
UMKM yang bergabung dalam Jakpreneur. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Pemprov DKI berkolaborasi dengan 13 perguruan tinggi dalam Pengembangan Kewirausahaan di Provinsi DKI Jakarta. Dinas PPKUKM telah menandatangani kerja sama dengan ke-13 kampus itu untuk memberdayakan para UMKM Jakpreneur dalam pelatihan soft skill, pendampingan, dan pemasaran.
Ke-13 perguruan tinggi itu adalah Universitas Indraprasta PGRI, Institut STIAMI, Universitas M.H. Thamrin, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadharma, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Universitas Bakrie, STIE Dharma Bumiputera, Universitas Atmajaya, Universitas Yarsi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.. HAMKA (Uhamka), Perbanas Institute Jakarta, Universitas Persada Indonesia YAI, dan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
ADVERTISEMENT