Jaksa Agung Kembali Berkantor di Kejagung Usai 3 Bulan 'Ngungsi' Imbas Kebakaran

11 Desember 2020 20:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jaksa Agung ST Burhanuddin. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jaksa Agung ST Burhanuddin. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Jaksa Agung, ST Burhanuddin, meresmikan Gedung Menara Kartika Adhyaksa yang berada di Kompleks Kejaksaan Agung (Kejagung) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat (11/12).
ADVERTISEMENT
Dengan peresmian tersebut, Burhanuddin bersama Wakil Jaksa Agung Setia Untung Arimuladi, Jaksa Agung Muda Pembinaan (JAMBin) Bambang Sugeng Rukmono, dan Jaksa Agung Muda Intelijen (JAMIntel) Sunarta kembali berkantor di Kompleks Kejagung.
Sebelumnya, Burhanuddin beserta pimpinan lainnya sempat 'mengungsi' selama 3 bulan lebih atau sejak 24 Agustus di Badan Diklat Kejagung Kampus A, Ragunan, Jaksel. Mereka berkantor di Badiklat usai Gedung Utama Kejagung ludes terbakar pada Sabtu, 22 Agustus.
Jaksa Agung ST Burhanuddin resmikan Gedung Menara Kartika Adhyaksa di Kompleks Kejagung, Kebayoran Baru, Jaksel. Foto: Humas Kejagung
"Dengan telah diresmikan penggunaan gedung Menara Kartika Adhyaksa, mulai hari ini (11/12) Jaksa Agung RI dan Wakil Jaksa Agung RI, serta dua Jaksa Agung Muda secara resmi menempati ruang kerja baru di gedung tersebut," ujar Kapuspenkum Kejagung, Leonard Ebenezer Simanjuntak, dalam keterangannya.
ADVERTISEMENT
Leonard menyatakan acara peresmian dimulai dengan gunting pita di depan pintu masuk gedung oleh Burhanuddin. Setelah itu ada pembacaan kalam illahi yang kemudian dilanjutkan dengan Burhanuddin.
Foto udara gedung utama Kejaksaan Agung yang terbakar di Jakarta, Minggu (23/8/2020). Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA FOTO
"Pada akhir acara, sempat dilakukan pembagian tali asih kepala anak-anak yatim piatu dari Panti Asuhan Yayasan Islam At Taishir Jakarta," ucap Leonard.
Diketahui proyek pembangunan Gedung Menara Kartika Adhyaksa dimulai dengan peletakan batu pertama oleh mantan Jaksa Agung, HM Prasetyo, pada 1 April 2019. Gedung itu rencananya digunakan sebagai Pusat Pemulihan Aset (PPA). Gedung itu terdiri dari 12 lantai dan menelan biaya sekitar Rp 90,8 miliar.