Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jalan Beraspal Jadi Harapan Baru Warga Pulau Wetar, Maluku
27 April 2018 20:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Pembangunan jalan raya di daerah pinggiran, terluar, serta perbatasan di Indonesia disambut positif oleh masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Jalan tersebut, diakui cukup membantu keseharian warga yang ingin menjual hasil pertanian, laut, dan peternakan.
ADVERTISEMENT
Salah satu warga Pulau Wetar, Desa Ilwaki, Maluku Barat Daya, Anthony (24), mengaku ada banyak hal positif dari pembangunan infrastruktur tersebut.
"Saya cukup senang bisa menikmati jalan ini. Saya dulu sekolah ke Ilwaki, dari desa saya, Hiai, butuh waktu kurang lebih satu setengah jam berkendara ke sekolah. Tapi sejak jalan ini mulus, kami semua semangat pergi ke sekolah," ujar Anthony kepada kumparan (kumparan.com), di Pulau Wetar, Maluku Barat Daya, Jumat (27/4).
Anthony mengatakan, sejak mulai dibangun dan diaspal pada 2011 silam, mobilitas masyarakat di daerah yang berbatasan dengan Timor Leste menjadi meningkat. Termasuk soal penjualan hasil panen seperti kelapa, jambu, mete, dan juga hasil ternak, sebab pembeli bisa datang dengan mudah menggunakan mobil.
ADVERTISEMENT
"Dulu kita bisa dapat uang sekitar Rp 1 juta-Rp 2 juta. Kalau sekarang kita bisa dapat uang Rp5 juta selama satu bulan dari hasil tani kita walaupun hasilnya permusim," jelas Anthony.
Ia juga berharap selain akses transportasi yang membaik, pemerintah juga harus memperhatikan akses transportasi jalur darat. Sehingga, masyarakat tidak hanya mengandalkan jalur laut yang jadwal kapalnya hanya ada di hari tertentu saja.
"Jalan udah bagus, kalau bisa ada bus ke depannya. Supaya kita yang tidak punya kendaraan bisa lewat dari jalan tersebut," pintanya.
Rekonstruksi jalan nasional tersebut pun turut dipantau oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI, Direktorat Jenderal Bina Marga, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang mengunjungi lokasi.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan lapangan hari kedua itu, Kepala BPJN XVI, Satrio Sugeng Prayitno, menilai penanganan rekonstruksi jalan nasional di Pulau Wetar sudah terlaksana cukup baik dan efektif. Jalan nasional sepanjang 50 km yang menghubungkan Ilwaki dan Lurang sudah bisa digunakan meski masih membutuhkan perbaikan, termasuk di bagian jalan yang patah di tanjakan.
"Karena ini prinsipnya pulau terluar. Secara traffic ini boleh dibilang membelah. Kami akan tetap membuat penanganan dan perbaikan, pemeliharaan jalannya. Traffic di sini juga cukup rendah. Pulau sebesar ini hanya ada 4 kecamatan dan 23 desa. Jadi prinsipnya asal fungsional dan jalan itu kondisinya mantap," ujar Satrio.
Untuk biaya perawatannya, Satrio mengaku pihaknya telah menghabiskan anggaran sekitar Rp1,5 miliar di tahun 2018-2019. Meski demikian, ia menambahkan pihaknya akan terus melakukan monitoring berupa perawatan jalan dan jembatan untuk memastikannya tetap berfungsi efektif bagi warga sekitar.
ADVERTISEMENT
"Kita akan lanjutkan penanganannya ke depan karena kita sudah lihat, ini menghubungkan pantai barat dan timur. Yang penting ada konektifitas dan akses buat warga dan jalan tetap aman karena sebelum ada jalan mereka memutar lewat laut," pungkasnya.
Pulau Wetar sendiri memiliki wilayah seluas 3.940 km persegi dengan jumlah penduduk 8.091 jiwa yang tersebar di 4 kecamatan dan 23 desa. Pulau ini juga menyimpan berbagai potensi alam dan pariwisata yang menarik seperti Air Panas Marmoun, Air Terjun Karbubu, Danau Tihu, serta tambang emas dan tembaga.