Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jalan-jalan di Kota Chongqing, China, Melihat Kereta Melaju Menembus Apartemen
31 Agustus 2024 18:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kereta ikonik yang ditunggu-tunggu itu akhirnya muncul: Melaju perlahan menembus gedung apartemen 19 lantai—ia masuk ke lobang sisi gedung di lantai 6-8 untuk menuju Stasiun Liziba.
ADVERTISEMENT
Itu hari Kamis, 29 Agustus 2024. Kami berada di antara sekian banyak orang di Jalan Lizibasheng, Kota Chongqing, yang menikmati pemandangan tersebut.
Ketika itu masih pagi, sekitar pukul 08.44, tapi sudah gerah—lebih panas dari Jakarta. Siang hari di sekitaran Agustus suhunya bisa mencapai 40 derajat Celcius, kalau malam bisa drop sampai 15 derajat Celcius.
"Waktu terbaik untuk berkunjung ke Chongqing adalah saat musim semi sekitar April-Mei dan musim gugur saat September, Oktober, November. Kalau Agustus masih terlalu panas," ujar Alan, pemandu wisata kami.
Kami sengaja singgah untuk menyaksikan infrastruktur kereta unik yang beroperasi sejak 2005 itu. Perjalanan kami menyusuri Chongqing pun berlanjut. Berikut cerita selengkapnya:
Kota Ribuan Jembatan
Chongqing, yang berada di barat daya China, dijuluki "Kota Ribuan Jembatan". Ini karena topografinya yang dikelilingi pegunungan, infrastrukturnya "menyesuaikan".
ADVERTISEMENT
Sekarang ini jumlah jembatan di Chongqing mencapai sekitar 20 ribu. 105 di antaranya berukuran ultra-besar, salah satunya Jembatan Sungai Yangtze yang terletak di kawasan Hongyadong.
Sudah ada jembatan megah, ada pula gua yang populer di Hongyadong, namanya Gua Hongya.
Rumah panggung 11 lantai yang menyala terang saat malam jadi wajah gua. Di dalamnya memuat hotel, restoran, hingga pasar makanan.
Oh, ya. Gemerlap lampunya membuat turis berdatangan bak laron. Yang perlu diingat, lampu-lampu hanya menyala pukul 19.30 hingga 23.00.
Monumen Pembebasan
Di tengah kota, Liberation Monument menjulang megah. Ini merupakan landmark simbol perjuangan yang dibangun pada 1946. Saat itu namanya masih Monumen Kemenangan Perang, kemudian diubah menjadi Monumen Pembebasan pada 1949.
ADVERTISEMENT
Tak jauh dari sana, ada Chongqing Art Museum dengan desain fasad bangunan yang terinspirasi dari bentuk sumpit.
Oh, Citarasa Spicy Mandarin Fish
Keunikan kota ini juga tercermin dalam cita rasa kulinernya, terutama bumbu Sichuan dan rempah mala yang terkenal pekat dan pedas.
Di balik keunikan bangunan hingga budayanya, Chongqing juga merupakan kota industri yang berkembang pesat.
Di pinggiran kota terdapat berbagai pabrik dari beragam sektor, menjadikan Chongqing salah satu pusat industri yang signifikan di China.
Saat ini Chongqing menjadi kota dengan pendapatan per kapita sekaligus populasi terbesar keempat di China.