Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jalan Panjang Pembangunan Tol Trans Jawa yang Jadi Andalan Pemudik
19 April 2022 16:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jelang Lebaran 2022 ini, tentu jalan tol akan dipadati oleh orang-orang yang melakukan mudik via jalur darat. Jalan tol yang paling populer dan menjadi akses utama bagi para pemudik di Pulau Jawa adalah Jalan Tol Trans Jawa (JTTJ).
Berdasarkan data terbaru Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Tol Trans Jawa membentang sepanjang 1.056,38 km, dengan jumlah ruas sebanyak 20 dari Merak (Banten) hingga Probolinggo (Jawa Timur).
Jika kita melihat data di atas, tol yang paling pendek ialah Tol Gempol-Pandaan, yang hanya sepanjang 13,61 km. Sementara Tol Cikampek-Palimanan menjadi yang terpanjang dengan jarak 116, 75 km.
Jika dilihat dari tahun peresmian dan pengoperasian, Tol Semarang Seksi A, B, C merupakan ruas tol tertua di dalam rangkaian Tol Trans Jawa, yakni beroperasi sejak tahun 1983.
ADVERTISEMENT
Lalu ruas yang tergolong paling muda dan baru adalah Tol Layang Sheikh Mohammed bin Zayed, yang beroperasi sejak Desember 2019.
Pembangunan Sejak 1978
Pembangunan Tol Trans Jawa yang menghubungkan bagian barat dan timur pulau Jawa sudah dimulai sejak lama serta melewati banyak kendala. Pembangunan terhitung sejak era kepemimpinan Presiden Soeharto, tepatnya pada 1978. Tol Trans Jawa merupakan alternatif dari Jalur Pantura.
Pembangunan sempat terhenti pada tahun 1997, dikarenakan krisis ekonomi yang menimpa Indonesia dan negara lainnya. Hal ini membuat proyek pembangunan Tol Trans Jawa tertunda dan menjadi ‘Pekerjaan Rumah’ bagi presiden-presiden selanjutnya seperti Presiden Habibie, Presiden Gus Dur, hingga Presiden Megawati.
Berdasarkan keterangan yang tertulis di situs Kiprah PUPR, dari 1978 hingga 2004, total Tol Trans Jawa yang terbangun yakni sepanjang 242 km.
ADVERTISEMENT
Era SBY
Pembangunan jalan tol mulai dikebut di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di mana pada 2005, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dibentuk.
Total ada sebanyak 17 jalan tol yang selesai dibangun dalam durasi 10 tahun pemerintahan presiden SBY. Namun, hanya empat di antaranya yang merupakan bagian dari cabang Tol Trans Jawa.
Era Jokowi
Pengembangan Tol Trans Jawa terasa signifikan di era Presiden Jokowi. Pada 2015, diresmikan dua ruas tol, yakni Tol Gempol-Pandaan dengan panjang 12,05 km dan Tol Cikampek-Palimanan atau yang lebih dikenal dengan Cipali sepanjang 116 km.
Kehadiran Tol Cipali menjadi sebuah kabar gembira bagi masyarakat pulau Jawa. Pasalnya, tol ini menjadi penghubung Jakarta dengan beberapa ruas tol di sekitar Jawa Barat seperti Tol Kanci-Pejagan hingga Tol Pejagan-Pemalang.
Tak hanya itu, Tol Cipali menjadi tol terpanjang dalam Tol Trans Jawa. Yang tentu memotong durasi perjalanan secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Lalu pada 2018, Presiden Jokowi meresmikan tujuh ruas yang menjadi cabang dari Tol Trans Jawa.
Terbaru, terdapat tiga ruas tol dalam Tol Trans Jawa yang diresmikan pada 2019, yakni Jalan Layang Sheikh Mohammed bin Zayed yang membentang sepanjang 38 km di atas Tol Jakarta-Cikampek, lalu Tol Pandaan-Malang, dan Tol Pasuruan-Probolinggo Timur yang saat ini menjadi ujung timur dari rangkaian Tol Trans Jawa.
Kini, pemerintah tengah membangun satu lagi ruas Tol Trans Jawa, yakni Tol Probolinggo-Banyuwangi. Tol ini nantinya menjadi perpanjangan Tol Pasuruan-Probolinggo yang saat ini menjadi ruas paling timur.
Berdasarkan data Monitoring Progres Konstruksi Jalan Tol Trans Jawa yang dipublikasikan BPJT, biaya konstruksi dari Tol Probolinggo-Banyuwangi ini sebesar Rp 17,10 T, dengan target operasi di tahun 2026.
ADVERTISEMENT