news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jalan Panjang RI Daftarkan Kebaya via Nominasi Tunggal ke UNESCO

25 November 2022 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perkumpulan Perempuan Berkebaya Indonesia dan Indonesia Menari melakukan acara jalan sehat di area Car Free Day (CFD) Senayan, Jakarta pada Minggu (18/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perkumpulan Perempuan Berkebaya Indonesia dan Indonesia Menari melakukan acara jalan sehat di area Car Free Day (CFD) Senayan, Jakarta pada Minggu (18/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia memilih tak ikut serta bersama 4 negara lainnya dalam pendaftaran kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Alih-alih bergabung dalam joint nomination, pemerintah memilih untuk mengusulkan nominasi tunggal.
ADVERTISEMENT
Sebelum DPR memutuskan hal ini, pemerintah sempat merespons baik undangan dari Malaysia terkait pendaftaran kebaya bersama-sama.
Ketua Gerakan Perempuan Berkebaya Indonesia Rahmi Hidayati menjelaskan proses pengajuan kebaya untuk nominasi tunggal sebenarnya sudah diusahakan tahun 2021 lalu. Saat niat pendaftaran digaungkan, Malaysia, Singapura, dan Brunei ternyata sudah siap mendaftar ke UNESCO.
"Kan, masih nih pada ngotot Indonesia maju single. Sempat heboh juga soal ini, ya, keinginan single ini. Tapi ternyata mereka (Malaysia dkk) udah daftarin duluan," ujar Rahmi kepada kumparan, Jumat (25/11).
Menurutnya, Indonesia belum bisa mendaftarkan nominasi single saat ini. Sebab, nominasi itu hanya boleh diajukan untuk satu jenis budaya dalam waktu dua tahun. Sementara tahun lalu Indonesia sudah mengajukan jamu yang kini tengah diproses.
ADVERTISEMENT
Tak hanya kebaya, Rahmi menjelaskan sejumlah budaya Indonesia lainnya juga antre didaftarkan sebagai warisan dunia tak benda. Misalnya, Reog Ponorogo yang sudah dipersiapkan sejak sekitar tahun 2011.
"Tiba-tiba sekarang muncul kebaya. Apakah mereka (Reog, dll) mau melipir dulu, yaudah, deh, kebaya dulu yang masuk. Itu pun tahun depan, loh, bukan tahun ini. Karena tahun sekarang kita sedang berproses jamu. Kalau misalnya tidak bisa, reog kita ini kan (proses) dulu, ya kita 2 tahun berikutnya atau 2 tahun berikutnya lagi baru bisa mengajukan kebaya ke UNESCO," kata Rahmi.
Proses pengajuan nominasi tunggal ini pun cukup panjang. Pemerintah daerah awalnya harus membuat pernyataan bahwa kebaya tersebut memang ada di daerah itu. Usai dievaluasi tim ahli warisan budaya di Indonesia, kebaya akan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda di Indonesia, lalu didaftarkan ke UNESCO.
Kebaya Kutu Baru. Foto: Paramarta Bari/Shutterstock
Hingga saat ini, kata Rahmi, kebaya yang bisa didaftarkan ke UNESCO baru Kebaya Encim (DKI Jakarta) dan Kebaya Labuh (Riau). Sementara jenis kebaya lainnya, termasuk dari Jawa, belum ada yang ditetapkan jadi warisan budaya tak benda Indonesia.
ADVERTISEMENT