Jalur Pendakian Gunung Abang Bali Diduga Retak Usai Gempa, Jangan Mendaki Dulu!

19 Oktober 2021 18:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Abang di Bali. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Abang di Bali. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan tanah retak pada jalur pendakian sebuah gunung. Video tersebut diduga jalur pendakian Gunung Abang, Kabupaten Bangli, Bali.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang diunggah media sosial tersebut, retakan tanah terjadi usai gempa 4,8 magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (16/10) dini hari lalu.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli Ketut Agus Sutapa belum bisa memastikan video tersebut. Sebab, belum ada pengecekan ke area Gunung Abang. Namun menurutnya, memang sempat terjadi longsor di area Gunung Abang.
"Kalau retakan kami tidak tahu karena kami juga tidak ada atensi ke atas. Tapi kalau longsoran susulan iya mungkin karena pemicunya ada retakan bisa jadi," kata dia saat dihubungi, Selasa (19/10).
Sutapa mengatakan, masih terjadi 1-2 kali longsor di area Gunung Abang dan Gunung Batur yang saling berdekatan. Bahkan, batu seukuran orang dewasa masih berjatuhan dari atas.
ADVERTISEMENT
"Tapi kami tidak berani bilang itu ada retakan. Tapi kalau longsor susulan kemari sore iya. Bahkan bongkahan batu besar juga turun dari titik satu longsoran. Dari titik awal itu," kata dia.
Atas kondisi ini, Sutapa mengimbau warga maupun wisatawan untuk tidak mendaki Gunung Abang maupun Gunung Batur. Hal ini demi keselamatan bersama. Sutapa memastikan telah dipasang garis polisi di area tersebut.
"Untuk sementara saya minta jangan dulu mendaki karena situasi di sini juga kering dan rawan kebakaran. Janganlah dulu," imbau Sutapa.
Ilustrasi pendaki gunung. Foto: Dok. Kemenparekraf
Berdasarkan catatan BMKG, Gempa 4,8 magnitudo yang mengguncang Bali pada Sabtu lalu berpusat di 8 kilometer barat laut Karangasem. Gempa terjadi di darat dengan kedalaman 10 kilometer.
Menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa diakibatkan aktivitas sesar atau patahan aktif lokal. Ia menduga, aktivitas sesar tersebut dipicu oleh migrasi magma Gunung Agung-Batur.
ADVERTISEMENT
"Meski ada dugaan karena lokasi episenter di kompleks gunung api Agung-Batur bisa jadi ada kaitan dengan migrasi magma yang men-trigger aktivitas sesar lokal," kata dia dalam akun twitternya, @DaryonoBMKG, seperti dikutip kumparan.
Ia menuturkan, pusat gempa ini juga sama dengan gempa yang mengguncang Pulau Dewata pada 2017 lalu yang juga berlangsung di kawasan Gunung Agung dan Gunung Batur.
Dampak gempa ini sangat dirasakan warga, tak hanya kerusakan bangunan namun juga dilaporkan sebanyak 3 orang meninggal.
---------------------------------
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews