Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Suasana pagi di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Senin (28/4), memperlihatkan kondisi jalur sepeda yang tak lagi khusus untuk pesepeda.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan sejak di depan FX Sudirman, Jakarta Pusat, kendaraan bermotor tampak melewati jalur khusus pesepeda.
Lalu lintas di Senin pagi memang padat. Banyak pengendara motor memilih melintasi jalur sepeda untuk menghindari kemacetan.
Pemandangan itu berlanjut hingga di depan Gedung Bursa Efek Indonesia (IDX) hingga jalur sepeda di flyover Dukuh Atas yang mengarah ke Bundaran HI. Deretan motor, terutama ojek online, juga terlihat berhenti di jalur sepeda, sebagian besar menunggu penumpang.
Padahal, plang larangan motor masuk jalur sepeda tampak berdiri dengan jelas. Namun, para pengendara motor tampak cuek terhadap aturan tersebut. Tak ada kesan jalur sepeda menjadi tempat yang aman dan eksklusif bagi para pesepeda.
Di tengah padatnya kendaraan bermotor, jumlah pesepeda yang terlihat hari ini pun sangat sedikit. Beberapa di antaranya bahkan memilih melintas di trotoar di bilangan Jalan Sudirman demi menghindari jalur sepeda yang sudah tidak aman lagi.
ADVERTISEMENT
Kondisi fisik jalur sepeda di kawasan Sudirman memang dilindungi oleh deretan beton pembatas yang memisahkan antara jalur kendaraan bermotor dan pesepeda. Namun, begitu melewati Bundaran HI, tepat di perempatan Sarinah arah Patung Kuda, beton-beton dan cone pembatas itu sudah tidak ada. Yang tersisa hanyalah cat berwarna hijau di atas aspal sebagai tanda jalur sepeda.
Hal serupa juga terlihat di depan Halte Bundaran HI Bank DKI, lokasi tempat aksi tabur bunga untuk mengenang almarhumah Lulu Junayah, pesepeda yang tewas dalam kecelakaan beberapa hari lalu.
Di sana, tidak terlihat lagi pembatas jalan berupa cone atau beton. Hanya cat hijau di atas aspal yang membedakan jalur sepeda dengan jalur umum.
Di lokasi itu, dipasang sebuah sepeda berwarna putih, simbol “ghost bike”, berdiri dengan sunyi. Sebuah poster berwarna hitam turut terpampang di sepeda tersebut bersama taburan bunga yang telah mengering.
Bertuliskan, “Turut berduka cita atas berpulangnya Lulu Junayah calon pelaksana hotel transit and shower locker KAI pada 25 April 2025. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya, melapangkan kuburnya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya.”
ADVERTISEMENT
Lulu Junayah meninggal dunia usai mengalami kecelakaan di Jalan MH Thamrin, tepatnya di depan Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat, pada Jumat (25/4) sekitar pukul 06.40 WIB. Saat itu, Lulu tengah melaju menggunakan sepedanya untuk mengikuti kegiatan fun bike.
Namun, saat sedang melintas di lajur sepeda, sebuah taksi online berhenti mendadak dan membuka pintu. Lulu menabrak pintu tersebut, terpelanting, lalu dalam waktu bersamaan datang motor yang langsung menabrak tubuhnya. Lulu tewas di tempat, sementara pengendara motor mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit.
Menyikapi insiden tragis ini, Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmennya untuk menertibkan kembali jalur sepeda.
Kehilangan satu nyawa seharusnya menjadi pengingat keras bahwa keberadaan jalur sepeda di tengah kota bukan hanya soal marka di jalan, tapi soal keamanan yang nyata.
ADVERTISEMENT