Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Jangan Sebut Pantai Gading atau Ivory Coast, Tapi Côte d'Ivoire!
14 Desember 2018 10:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
"Madam nanti saya akan bertanya mengenai peranan Ivory Coast di..."
ADVERTISEMENT
Pertanyaan itu belum selesai diucapkan kumparan, namun penerjemah yang bersama kami di kantor Kementerian Infrastruktur Côte d'Ivoire di Abidjan, langsung memotongnya.
"Tolong jangan sebut Ivory Coast, sebut negara kami Côte d'Ivoire," kata Diane, penerjemah dari Kementerian Luar Negeri Côte d'Ivoire.
Mendengar hal tersebut, kumparan mencoba menanyakan alasan kenapa Ivory Coast atau di Indonesia dikenal dengan nama Pantai Gading tak boleh diucap di negara tersebut.
"Ini sudah jadi perintah Presiden kami, yang meminta nama Côte d'Ivoire itu tak boleh diterjemahkan ke bahasa mana pun," sambung dia.
Hal ini yang tidak banyak diketahui masyarakat, bahwa Côte d'Ivoire sejak lebih dari 30 tahun lalu menolak nama negara mereka diterjemahkan ke bahasa lain. Padahal penerjemahan nama itu dari bahasa Prancis ke bahasa lain sudah jamak.
Dalam bahasa Inggris, misalnya disebut Ivory Coast. Dalam bahasa Indonesia, Pantai Gading. Jerman lain lagi, menyebutnya Elfenbeinküste dan dalam Spanyol menjadi Costa de Marfil.
ADVERTISEMENT
Namun jika menyebutkan terjemahan itu di Côte d'Ivoire apalagi dalam dokumen-dokumen resmi, maka akan diabaikan.
Menurut situs safe travel Kementerian Luar Negeri RI, kebijakan ini ditetapkan pemerintah Côte d'Ivoire pada 1985. Ketika itu, mereka meminta agar nama negaranya tidak diterjemahkan ke bahasa asing mana pun.
Jadi karena keputusan tersebut, haram hukumnya untuk menerjemahkan nama negara ini menjadi Ivory Coast apalagi Pantai Gading.
"Pemimpin kami bilang, jika kalian tidak tahu arti Côte d'Ivoire, maka segera buka kamus," ujar Diane.