Jangan Sembarangan Kirim Santri ke Al-Azhar Kairo

19 Juni 2024 14:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa S3 Universitas Al-Azhar Kairo, M. Nuruddin, memberikan saran bagi pihak-pihak yang ingin menyekolahkan anak atau siswa didiknya ke kampus Al-Azhar. Dia meminta agar niat itu dipikir ulang.
ADVERTISEMENT
Nuruddin, yang mengambil jurusan Akidah Filsafat, mengatakan kondisi belajar di Kairo saat ini sudah tidak kondusif. Sebab, ada pembeludakan mahasiswa Indonesia di sana.
Selain itu, di Al-Azhar lebih mengutamakan sistem belajar mandiri. Nuruddin pun menyarankan agar proses seleksi pengiriman mahasiswa belajar ke Al-Azhar diperketat.
Kawasan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Foto: Shutterstock
"Kita itu lebih baik mengirim segelintir orang yang kemudian membawa dan punya keilmuan yang matang, ketimbang orang banyak, tapi ngelantung-lantung di sana," kata Nuruddin di podcast Diptalk yang tayang di Youtube, kumparan.
Dari data yang diterima Nuruddin ada 15 ribu mahasiswa Indonesia di Al-Azhar. Setiap tahunnya dikirim 1000 sampai 1500 orang ke sana.
Banyak pula, kata Nuruddin, yang memilih bekerja di Al-Azhar daripada kuliah.
"Jadi para orang tua, para kiai, para ustaz yang mau berangkatkan santri ke sana, Anda nggak perlu membanggakan soal kuantitas," papar dia.
ADVERTISEMENT
"Tanya dan diteliti terlebih, itu mahasiswa santri yang mau kita berangkatkan, anak yang mau kita berangkat, itu tipe kayak gimana sih? Kalau tipe yang suka main-main, nggak belajar, yang tadi saya sebut itu, yang nggak belajar kecuali setelah disuruh. Gak usah deh," tegas dia.
Menurut Nuruddin masih banyak tempat untuk belajar ilmu agama selain di Al-Azhar Kairo. Apalagi bagi mahasiswa yang butuh dorongan ekstra untuk belajar.
"Cari lembaga lain yang kira-kira bisa mendorong dia untuk, dan buat tanda penting ya, memaksa dia untuk belajar, belajar agama secara serius. Karena di sana (Kairo) itu kehidupannya bebas, kehidupan bebas ini bagi pemalas, jadi surga bagi mereka untuk melampiaskan kemalasannya," ucap Nuruddin.
Sedangkan bagi mahasiswa yang niat belajar, Nuruddin memastikan Al-Azhar Kairo adalah gudang ilmu. Sebab, di sana banyak ulama dan diskusi serta masih terjangkaunya harga buku dan kebutuhan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
"Tapi bagi orang-orang yang punya itikad kuat, punya niatan positif, ingin belajar, itu bisa menjadikan mereka itu secara bebas, secara mandiri, mengaktualisasikan keilmuannya. Belajar apa aja, nggak ada yang maksa, mau ini, mau itu, semuanya ada. Itu hal yang positif," tegas dia.