Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Janji Cawalkot Semarang di Debat: Naikkan Tunjangan ASN hingga Aplikasi Publik
8 November 2024 22:51 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Debat kedua Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2024 digelar Jumat (8/11) malam hari ini. Temanya "Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik Kota Semarang".
ADVERTISEMENT
Tema tersebut kemudian dibagi menjadi lima sub, di antaranya reformasi birokrasi, keterbukaan informasi dan partisipasi, pelayanan publik, tata kelola jalan dan tata kelola keuangan daerah.
Pantuan kumparan di lokasi, debat yang digelar di Hotel Patrajasa Semarang sudah riuh sejak awal. Ratusan pendukung kedua pasangan yakni paslon nomor urut 01 Agustina Wilujeng-Iswar Aminuddin dan Alamsyah Satyanegara (AS) Sukawijaya atau Yoyok Sukawi saling meneriakan yel-yel baik di luar ataupun di dalam venue debat.
Bahkan saat paslon di atas panggung dan menjawab pertanyaan, para pendukung masih saja meneriakan yel-yel. Moderator bahkan harus berkali-kali menenangkan ratusan pendukung kedua paslon itu agar tenang.
Calon Wali Kota (Cawakot) Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, mengatakan banyak perubahan yang terjadi di Kota Semarang selama dipimpin oleh Wali Kita yang berasal PDIP selama 10 tahun ini. Ia pun berjanji akan melakukan perubahan yang lebih baik lagi.
"Membawa Kota Semarang yang semakin lebih hebat dimulai dari keberanian bertindak. Kami bersama para ASN berkomitmen menghadirkan pemerintahan yang bersih dari KKN, sehingga kami dapat melayani masyarakat Kota Semarang dengan cepat, tepat, tanpa hambatan dan tanpa kecemasan," ujar Agustina, Jumat (8/11).
ADVERTISEMENT
Ia juga berjanji masyarakat bisa mengakses layanan publik selama 24 jam penuh lewat aplikasi. Ia juga akan menambah armada transportasi publik yakni bus BRT.
"Kami juga akan meningkatkan tunjangan ASN, mendorong pegawai honorer menjadi P3K. Lalu kami juga akan melibatkan kelompok disabilitas dan perempuan melalui Musrembang tematik," tegas Agustina.
Sementara itu, Yoyok Sukawi mengaku banyak menerima keluhan dari warga soal isu-isu pungutan liar (pungli), korupsi, transparansi, hingga masalah pelayanan publik.
"Permasalahan itu semua dapat diselesaikan dengan reformasi birokrasi. Kami akan memotong mata rantai birokrasi yang rumit serta memberantas korupsi, kolusi, dan pungli," imbuh CEO PSIS Semarang itu.
Ke depan apabila terpilih, dirinya akan membuat sebuah aplikasi yang isinya untuk mengetahui proyek dan anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang bisa diakses masyarakat
ADVERTISEMENT
"Kami akan memanfaatkan teknologi berupa aplikasi berbasis mobile untuk memastikan seluruh informasi terkait kebijakan publik seperti anggaran hingga proyek pembangunan Kota Semarang dapat diakses oleh masyarakat," kata Yoyok.