Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Janji Kanselir Jerman ke Putin: Ukraina Tidak Akan Jadi Anggota NATO
22 Agustus 2022 13:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkap beberapa rincian dari percakapannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin , sebelum operasi militer khusus di Ukraina berlangsung.
ADVERTISEMENT
Salah satu topik pembahasan yang dibeberkan adalah terkait prospek keanggotaan Ukraina ke dalam blok Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO ). Scholz menyakinkan Putin bahwa Ukraina akan diblokir untuk bergabung dengan NATO selama puluhan tahun.
“Hal itu tidak akan terjadi dalam 30 tahun ke depan,” kata Scholz kepada Putin, seperti dikutip dari Russia Today.
Kepada wartawan, Scholz mengaku telah berbicara kepada Putin, menyampaikan bahwa NATO tidak pernah mengabaikan kepentingan keamanan Rusia.
Ia juga mengaku berupaya untuk menyakinkan Moskow tentang niat baik yang ingin diwujudkan oleh blok militer tersebut.
“NATO tidak pernah menjadi ancaman bagi Rusia,” pungkasnya.
Meski demikian, Scholz tidak merinci percakapan mana yang ia rujuk, meskipun dirinya telah bertemu Putin secara langsung di Moskow pada pertengahan Februari, tak lama sebelum operasi militer khusus di Ukraina dimulai.
Scholz memegang posisi yang cukup unik. Di satu sisi, ia mengatakan tidak akan menghentikan dialog dengan Rusia, namun di saat bersamaan ia juga mengkritik tindakan Moskow di Ukraina. Scholz menuding Putin telah memulai konflik atas alasan yang tidak masuk akal sama sekali.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah perang yang dimulai oleh Putin, Rusia dengan tujuan menaklukkan negara tetangganya,” kata Scholz kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa ia percaya itu merupakan tujuan awal yang dimiliki Moskow dalam kampanye militernya.
Scholz kemudian mengingat bagaimana Putin telah menjelaskan kepadanya bahwa Ukraina dan Belarusia seharusnya tidak menjadi negara yang terpisah. Scholz juga menepis gagasan terkait gambaran garis keamanan tetap di Eropa.
“Putin sebenarnya memiliki gagasan untuk menggoreskan pena spidol di seluruh lanskap Eropa dan kemudian berkata,’Itu milik saya dan itu milik Anda’,” kata Scholz. “Namun semua tidak bekerja seperti itu,” sambung dia.
Tidak seperti pemikiran yang dimiliki pemimpin Eropa kebanyakan, Scholz mengatakan cara untuk melawan Moskow adalah dengan mempertahankan dialog.
ADVERTISEMENT
“Menyerah bukanlah strategi yang masuk akal,” ucap Scholz. “Seseorang harus menjelaskan dirinya sendiri dan tidak membiarkan dirinya diintimidasi,” tegasnya.
Jerman telah mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina dan menyatakan solidaritasnya dengan Kiev.
Di ranah internasional, Jerman juga ikut memberikan sanksi Barat terhadap Rusia dan memasok persenjataan ke Ukraina, termasuk rudal anti-tank portable dan howitzer.
Namun, di dalam negeri, Scholz menghadapi kritik dari sesama anggota koalisinya. Sebab, ia dinilai tidak melakukan cukup banyak hal untuk membantu Ukraina.