Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Jejak 2 Pria Pemasang Spanduk 'Siap Menyalatkan Jenazah' di Pasar Rebo
20 Maret 2017 17:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Spanduk bertuliskan "Di sini siap mensholatkan jenazah semua saudara-saudara kami yang muslim" di dekat Musala Darul Husna RT 9 RW 1, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, akhirnya diturunkan. Keberadaan spanduk itu sempat menghebohkan warga sekitar dan juga jagat media sosial.
ADVERTISEMENT
Tapi pada Senin (20/3) pagi, spanduk itu akhirnya dicopot Satpol PP. Spanduk itu dinilai provokatif. Saat pencopotan dilakukan, tidak ada protes dari warga. Mereka diam saja, termasuk pengurus musala.
Selidik punya selidik, inisiatif pemasangan spanduk itu bukan dari warga sekitar. Dua pria itu datang pada Minggu (19/3) meminta izin memasang spanduk di musala. Tapi warga tidak memberi izin. Bukan apa-apa, hanya warga tidak mau terjebak urusan seperti itu. Bagi mereka jenazah muslim wajib diurus.
Ketua Pengurus Musala Darul Husna, Abbas Hazali, menyampaikan spanduk tersebut tidak dipasang oleh pengurus musala ataupun warga RT 9 RW 1. Lelaki paruh baya ini lalu menceritakan asal muasal peristiwa pemasangan spanduk itu.
ADVERTISEMENT
"Ada dua orang, Kamis (16/3) malam sekitar pukul 22.00 datang. Dia minta izin ke Bapak (saya) buat pasang spanduk di musala. Bapak bilang belum bisa putuskan. Makanya Bapak musyawarah dulu dengan pengurus dan warga. Banyak yang enggak setuju. Akhirnya Bapak bilang jangan pasang di musala, terus dia izin masang di jalan," jelas Abbas yang baru saja menunaikan salat ashar.
Abbas yang mengenakan peci dan batik cokelat ini bertutur, spanduk tersebut dipasang di gang samping kanan musala. Abbas juga mengaku si pelaku memasang spanduk tersebut bahkan tanpa izin ketua RT.
"Pak RT waktu itu tidak ada. Tapi mereka sudah langsung pasang," ujar Abbas.
Menurut Abbas, warga banyak yang tidak setuju karena di lingkungan RT 9 RW 1 warga bersikap netral.
ADVERTISEMENT
"Di sini mau ada spanduk atau tidak, yang namanya kalau ada warga meninggal pasti kita salatkan. Salat itu kan wajib sesama muslim. Kalau tidak ada yang salatkan, berdosalah semua warga sekitar," ujar Abbas.
Senada dengan Abbas, salah seorang warga juga mengatakan di lingkungan mereka tidak butuh spanduk semacam itu.
"Kalau ada yang meninggal, kami di sini selalu salatkan. Musala kan bukan tempat kampanye, ini tempat ibadah," ujar pria yang tidak mau namanya dicantumkan.
Beberapa warga menilai spanduk tersebut merupakan aksi tandingan atas sejumlah spanduk provokatif yang sempat beredar di pelbagai wilayah di Jakarta.
Meskipun spanduk tersebut telah diturunkan, menurut Abbas, pihaknya sampai sekarang tidak tahu siapa yang memasang.
ADVERTISEMENT
"Ini mereka yang masang belum tahu nih kalau sudah diturunkan. Yah, semogalah tidak ada masalah apa-apa. Tidak ada ribut-ribut," pungkas Abbas.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 7:43 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini