Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Hampir 4 tahun Harun Masiku buron dari KPK. Mantan caleg PDIP yang juga tersangka suap itu masih belum ditemukan keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa hari terakhir ini, KPK terlihat mulai kembali bergerak. Salah satunya dengan memeriksa mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Wahyu ialah pihak yang menerima suap dari Harun Masiku. Suap itu bertujuan agar Harun Masiku menjadi anggota DPR melalui mekanisme pergantian antar waktu (PAW).
Sebelum pemeriksaan itu, tim penyidik KPK juga ternyata menggeledah kediaman Wahyu Setiawan di Banjarnegara Jawa Tengah. Penggeledahan tersebut dilakukan pada 12 Desember 2023.
“Tim mendapatkan informasi terkait penanganan perkara dengan tersangka HM [Harun Masiku] sehingga kemudian penyidik memanggil yang bersangkutan [Wahyu] untuk melengkapi BAP sebagai saksi perkara dimaksud,” kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Kamis (28/12).
Sebelumnya, Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu juga pernah mengungkapkan, pihaknya, pada tahun 2023 ini, sudah mencari Harun Masiku hingga ke Filipina. Tapi hasilnya nihil.
ADVERTISEMENT
"Terkait HM (Harun Masiku) ini memang ada beberapa informasi, setiap informasi yang ada kami crosscheck kemudian kami tentu tindak lanjuti, waktu itu tim pernah berangkat ke satu negara, Filipina, mencari karena memang ada informasi ini," kata Asep dalam konferensi pers, Selasa (28/11).
Komitmen KPK Buru Harun Masiku
Pucuk Pimpinan KPK sempat mengalami perubahan. Firli Bahuri dinonaktifkan sementara sebagai Ketua KPK karena menjadi tersangka pemerasan.
Posisinya kemudian digantikan sementara oleh Nawawi Pomolango. Wakil Ketua KPK itu kini menjadi Ketua sementara KPK.
Beberapa saat usai dilantik, Nawawi langsung menyatakan komitmennya menangkap Harun Masiku.
Kata dia, komitmen dibangun sejak pemilihan Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK yang baru, yakni Irjen Rudi Setiawan.
Nawawi bercerita, bahwa pada saat rekrutmen Deputi Penindakan, jajaran pimpinan menanyakan soal kesiapan mengejar dan menangkap Harun Masiku. Dan hal itu disanggupi Rudi.
ADVERTISEMENT
“Ketika kita melakukan rekrutmen terhadap Deputi Pendidikan yang baru, saya memberikan, dan teman-teman pimpinan yang lain, menanyakan apa yang bisa dia lakukan dengan sejumlah persoalan di kedeputian penindakan, satu hal yang ingin kami tanyakan kepada dia, 'upaya penanganan terhadap, penangkapan terhadap DPO Harun Masiku’,” kata Nawawi di Istana seusia dilantik Presiden Jokowi, Senin (27/11).
“Yang bersangkutan (Rudi Setiawan) kemudian berkomitmen [menangkap Harun Masiku],” kata Nawawi.
Upaya Berburu Harun Masiku
Setelah menyatakan kesanggupan meringkus Harun Masiku, Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Irjen Rudi Setiawan kemudian meminta pembaharuan surat tugas.
Pembaharuan dimaksud pun dikeluarkan pimpinan KPK. Saat itu diteken Firli Bahuri.
“Dia komitmen untuk melakukan upaya pencarian penangkapan, tetapi pada waktu itu beliau meminta seluruh dokumen-dokumen mengenai upaya pencarian orang-orang itu diperbaharui lagi itu. Itu ininya dia, dibaharui lah, kebetulan yang tanda tangan itu kan Pak Firli, dibilang 'sudah memerintahkan penangkapan' itulah ceritanya,” ungkap Nawawi saat ditemui kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Harun Masiku, eks Caleg PDIP, merupakan buronan legendaris KPK. Dia sudah masuk daftar buruan sejak Januari 2020. Dia ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 9 Januari 2020.
Setelah hampir 4 tahun, bahkan penyuapnya sudah bebas dari penjara, Harun Masiku masih belum ditangkap KPK. Dia masih menikmati udara bebas.