
Muhammad Rian (20) memacu sepeda motornya, menuruni wilayah Puncak yang berkelok-kelok. Saat itu jam setengah dua pagi, dan sepinya jalan tak bisa meredam ribut dalam kepalanya.
Membawa sebuah ransel gunung hijau besar, Rian mencari rute yang paling banyak dilalui orang. Ia teringat ucapan perempuan yang baru saja ia kencani. Perempuan itu bilang punya rumah di Bogor Barat. Keluarganya tinggal di sana. Jalur itulah yang dipilih Rian.
Tiba di kawasan Tanah Sareal, jantung Rian berdegup kencang. Keringatnya mengucur. Ia parkir pelan-pelan di depan sebuah toko material. Ia menggendong tasnya yang berat, sesekali ingin menangis.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814