Jelang Gencatan Senjata, Israel Rilis 737 Tahanan Palestina yang Akan Dibebaskan

18 Januari 2025 10:11 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tahanan Palestina yang dibebaskan mengibarkan bendera saat mereka meninggalkan penjara militer Israel, Ofer, di dekat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, Jumat (24/11/2023). Foto: Ammar Awad/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tahanan Palestina yang dibebaskan mengibarkan bendera saat mereka meninggalkan penjara militer Israel, Ofer, di dekat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, Jumat (24/11/2023). Foto: Ammar Awad/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kementerian Kehakiman Israel mengumumkan daftar terbaru tahanan Palestina yang dijadwalkan dibebaskan pada Minggu (19/1). Sebelumnya, Israel mengungkapkan ada 95 warga Palestina yang akan dibebaskan.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Al Jazeera, otoritas Israel mengungkapkan ada 737 tahanan Palestina yang akan dibebaskan. Sebagai gantinya, Palestina akan membebaskan 33 tahanan Israel yang ditahan di Gaza.
Otoritas Israel juga mengungkapkan, tahanan tersebut akan dibebaskan “tidak lebih awal” dari pukul 4 sore waktu setempat.
Pemimpin dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina dan anggota Dewan Legislatif Palestina, Khalida Jarrar, tercatat sebagai salah satu tahanan yang akan dibebaskan.
Jurnalis Palestina, Bushra al-Tawil, yang bebas dalam pertukaran tahanan tahun 2011 antara Hamas dan Israel, juga berada dalam daftar tahanan yang akan dibebaskan.
The Times of Israel melaporkan, daftar tersebut juga memuat sejumlah anggota Hamas dan kelompok Fatah yang menjalani hukuman seumur hidup.
Sebelumnya, Kabinet Israel menyepakati kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Persetujuan diambil lewat voting yang digelar dalam sebuah sidang.
ADVERTISEMENT
Gencatan senjata akan berlaku efektif pada Minggu (19/1) usai keberhasilan mediasi yang dilakukan Qatar, Amerika Serikat (AS), dan Mesir.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan segalanya untuk mengambil alih tanggung jawab di Gaza usai perang.