Jelang Imlek, Menag Ingin Kerukunan Agama di Indonesia Seperti Dubai

16 Januari 2020 23:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Fachrul Razi. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Fachrul Razi. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Pada 25 Januari, masyarakat Tionghoa akan merayakan hari tahun baru Imlek. Menteri Agama Fachrul Razi mengimbau seluruh pemeluk agama di Indonesia menjaga kerukunan dan saling menghormati satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Fachrul pun menginginkan kerukunan serta toleransi beragama di Indonesia mencontoh Kota Dubai. Beberapa waktu lalu, ia menemani Presiden Jokowi untuk berkunjung di salah satu kota terbesar di Uni Emirat Arab itu.
Fachrul mengungkapkan perayaan Imlek di Dubai digelar secara besar-besaran.
“Kalau saya bawa oleh-oleh luar biasa kemarin di Dubai itu ada fountain park sangat besar, air mancur besar sekali. Lalu saya terkejut juga ternyata lagunya, lagu China,” kata Fachrul di Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (16/1).
“Saya tanya kenapa China? ternyata karena ini mau Imlek, jadi semua negara Islam di pertunjukannya semua pakai bahasa China,” imbuhnya.
Satu keluarga etnis Tionghoa melakukan ritual Kias Pangsen atau pelepasan mahluk hidup di Vihara Boen San Bio, Tangerang, Banten, Kamis (16/1/2019). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Dia mengungkapkan Dubai menjadi contoh toleransi antar umat beragama yang patut diikuti. “Nah itulah dia mereka menghormati orang menghormati agama mereka mau Imlek, ya dipasang lagu China,” kata Fachrul.
ADVERTISEMENT
Fachrul menekankan pentingnya toleransi antarumat beragama. Selain untuk menjamin hak setiap manusia untuk menjalankan kepercayaannya, kerukunan antarumat juga penting untuk meningkatkan kehadiran wisatawan.
“Itu saya hanya menunjukkan bagaimana penghormatan orang dan mereka berpesan pada kami, kepada saya (saat) ambil foto ‘Anda jangan Anda punya objek wisata, enggak akan ada orang mau datang kalau anda tidak rukun dan damai'. Dan jangan lupa wisatawan itu sebagian besar itu non-Muslim,” kata Fachrul.