news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Jelang Lebaran, Demul Imbau Warga Tak Konsumtif: Gak Punya Duit Jangan Maksain

25 Maret 2025 14:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat ditemui wartawan di Gedung Pakuan Bandung, Selasa (25/3/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat ditemui wartawan di Gedung Pakuan Bandung, Selasa (25/3/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengimbau masyarakat Jawa Barat agar tak kelewat konsumtif menjelang hari raya Lebaran 2025. Masyarakat diminta tidak memaksakan diri untuk belanja, apalagi hingga melakukan pinjaman online atau pinjol.
ADVERTISEMENT
“Ya sederhana aja, kalau enggak punya duit jangan maksain. Gitu loh,” kata Demul saat ditemui awak media di Gedung Pakuan, Selasa (25/3).
“Jangan sampai ingin melakukan lebaran dengan penuh sukacita dan riang gembiranya berlebihan, tetapi setelah lebaran mengalami derita,” ujar Demul.
Dia menilai perilaku pinjol tak sekadar perilaku ekonomi tapi menjurus pada gaya hidup konsumerisme. Ini makin mengkhawatirkan terlebih bila pinjolnya itu ilegal.

Rentenir Lintah Darat

Seorang warga menunjukkan uang rupiah baru usai melakukan penukaran melalui layanan mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di halaman Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Jawa Tengah, Jumat (7/3/2025). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Dedi mengatakan, salah satu masalah perbankan yang hadir di tengah masyarakat Jawa Barat ialah keberadaan "bank gelap". Dia menyebut, masyarakat masih banyak yang menjadi "bank-bank keliling" yang tak terdaftar di OJK ini. Padahal, bunga yang ditetapkan oleh bank-bank tersebut tinggi.
“Saya berulang-ulang, problem pertama adalah banyaknya bank gelap. Bahkan ada bank Emok, Bank Pancasila, ada Kusipa. Itu kan melahirkan rente (rentenir) ekonomi yang menghisap,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Terkait fenomena tersebut, Dedi mengatakan itu menjadi bahan evaluasi dari pihaknya. Ada langkah yang mesti disusun, mengingat memberantas bank gelap sepenuhnya diakui Dedi sendiri mustahil.
“Tetapi ke depan itu nanti harus menjadi bahan evaluasi kita. Ya minimalnya kita tidak bisa menghindari bank gelap tetap ada, ya kepada bank gelapnya ya pinjeminnya jangan 10 persen aja, 5 misalnya,” kata dia.
“Kan kita juga berantas sekaligus juga enggak bisa,” ucapnya.

Model Ekonomi Tradisional

Suasana Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat. Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
Untuk masalah perbankan di Jawa Barat, juga Dedi berniat menghidupkan model ekonomi tradisional terutama di daerah perdesaan. Dia berpandangan model ini punya sejumlah keunggulan. Di antaranya tidak terikat dengan model ekonomi global.
“Dia tidak tergantung pada ekonomi global. Bahkan dia bisa menari di atas gerakan ekonomi global gitu loh,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dedi menjelaskan model ekonomi tradisional ini bentuknya seperti barter, antar-barang produksi yang dihasilkan masyarakat. Dia pun berencana menerapkannya mulai pada sektor pendidikan.
“Sehingga kemudian inilah yang saya maksud ke depan arah pendidikan melahirkan arah pendidikan produksi, jadi anak-anak sekolah itu punya pengelolaan sampah. Saya sudah berencana nanti ke depan itu anak-anak bawa plastik ke sekolah ditukar sama teman. Ditukar sama daging, ditukar sama bibit ayam. Itu rencana saya,” ucapnya.

Tak Jarang Berujung Judol

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menyampaikan LPKJ 2024 dalam rapat paripurna di gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (21/3/2025). Foto: Humas Pemprov Jabar
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Perbankan OJK Jawa Barat, Dian Ediana Rae, menambahkan soal fenomena pinjol.
Keberadaan pinjol ilegal itu pun menurut OJK Jawa Barat jadi salah satu masalah ekonomi di tengah masyarakat Jawa Barat. Sebab tak jarang orang yang terjerat pinjol ilegal, bisa terjerumus juga judi online (judol).
ADVERTISEMENT
“Betul Pak Gubernur tadi mengatakan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang mungkin tidak baik ya, terlalu konsumtif akhirnya itu tergantung kepada pinjol yang ilegal, kemudian juga mencoba mencari rezeki dengan ikut berjudi online dan lain sebagainya,” kata Dian.
“Ini mungkin isu-isu yang nanti saya kira akan menjadi prioritas. ini cukup besar dan tentu Jawa Barat ini sebagai penduduknya juga sangat besar, ekonominya juga sangat besar. Tentu masalahnya juga besar oleh karena itu saya kira kerja sama antara kita bersama untuk memberantas semua masalah ini akan kita lakukan dengan secepatnya,” imbuh dia.