Jelang Lengser, Biden Akan Kirim Senjata Perang Rp 129 Triliun ke Israel

5 Januari 2025 14:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (7/11/2024). Foto: SAUL LOEB/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (7/11/2024). Foto: SAUL LOEB/AFP
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Presiden Joe Biden dikabarkan sedang menyiapkan pengiriman senjata senilai USD 8 miliar (sekitar Rp 129 triliun) ke Israel.
ADVERTISEMENT
Menurut pejabat Amerika Serikat, paket tersebut mencakup rudal udara-ke-udara, rudal Hellfire, peluru artileri, dan bom.
“Presiden telah menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela warganya sesuai hukum internasional, termasuk mencegah agresi dari Iran dan organisasi proksinya,” ungkap sumber yang mengetahui penjualan tersebut, seperti diberitakan BBC pada Sabtu (4/1).
Rencana ini menjadi bagian dari upaya Biden memperkuat hubungan pertahanan dengan Israel menjelang akhir masa jabatannya pada 20 Januari 2025.
Dukungan ini juga mencerminkan posisi Biden yang kerap menggambarkan hubungan AS-Israel sebagai “tak tergoyahkan”.

AS Pemasok Senjata Utama Israel

Kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu diterima Presiden AS, Joe Biden di Gedung Putih, Kamis (25/7) Foto: Elizabeth Frantz/REUTERS
Menurut data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), AS menyumbang 69 persen dari impor senjata utama Israel antara 2019-2023. Langkah terbaru ini menjadi bagian dari kebijakan AS yang konsisten mendukung Israel dengan bantuan militer canggih.
ADVERTISEMENT
Namun, pengiriman senjata AS ke Israel selalu menuai kontroversi.
Pada Mei 2024, pemerintahan Biden menghentikan sementara pengiriman bom besar-besaran ke Israel karena kekhawatiran atas eskalasi operasi darat di Gaza.
Keputusan ini memicu kritik dari Partai Republik dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menyebutnya mirip “embargo senjata”.
Meski demikian, Biden kemudian mencabut sebagian pembatasan tersebut, menegaskan komitmennya mendukung Israel di tengah situasi perang di Gaza.

Tantangan Warisan Biden dan Sikap Trump

Presiden AS 2021-2025 Joe Biden berbincang dengan Presiden terpilih AS periode 2025-2029 saat melakukan pertemuan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (13/11/2024). Foto: SAUL LOEB/AFP
Langkah ini disebut sebagai salah satu upaya Biden untuk mengamankan warisannya sebelum digantikan Donald Trump. Presiden terpilih tersebut telah menyatakan niatnya untuk mengurangi keterlibatan AS dalam konflik asing.
Meski dikenal sebagai pendukung Israel, Trump telah mendesak Netanyahu untuk segera menyelesaikan operasi militernya di Gaza.
Sikap ini mencerminkan pendekatan pragmatis terhadap kebijakan luar negeri AS yang lebih terfokus pada kepentingan domestik.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, dukungan militer AS terus menuai kritik di tengah krisis kemanusiaan di Gaza.
Selama tiga hari terakhir, lebih dari 200 warga Palestina, mayoritas wanita dan anak-anak, tewas akibat operasi militer Israel.
Menurut data Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, total korban tewas di Gaza sejak konflik meningkat mencapai lebih dari 45.580 jiwa.
Meski demikian, Washington tetap menolak seruan untuk menangguhkan dukungan militer kepada Israel.