Jelang Pertemuan IMF, Kementerian PUPR akan Bangun Underpass di Bali

2 April 2017 11:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Pembangunan Underpass (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembangunan Underpass (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional atau IMF - Bank Dunia (World Bank) yang digelar di Bali pada Oktober 2018. Untuk menyambut kegiatan tersebut, pemerintah melakukan berbagai persiapan antara lain meningkatkan kualitas infrastruktur di Pulau Bali.
ADVERTISEMENT
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyiapkan pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali. Pembangunan underpass tersebut dinilai penting untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di wilayah Bandara Ngurah Rai.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memastikan kementeriannya akan segera merealisasikan pembangunan underpass tersebut. Namun dia meminta Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Badung berkomitmen membantu penyelesaian pengadaan lahannya.
"Pertemuan tahunan IMF adalah agenda internasional yang sangat penting. Untuk itu pemerintah akan memberi dukungan penuh kepada Pemerintah Daerah terkait di Bali agar event ini dapat berlangsung dengan lancar," kata Basuki dalam siaran pers, Minggu (2/4).
Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga Kementeria PUPR, Arie Setiadi Moerwanto, mengatakan pembangunan underpass ditargetkan selesai sebelum acara pertemuan tahunan IMF.
ADVERTISEMENT
"Kita punya problem kemacetan di sini, karena pertemuan arus dari Tol Bali Mandara ke arah Bandara dan dari Nusa Dua ke Denpasar. Kita akan rancang underpass dari arah Sanur ke Nusa Dua. Panjangnya 600 meter," ujar Arie.
Arie mengungkapkan salah satu tantangan dalam pembangunan underpass adalah lokasinya yang berdekatan dengan bandara, sehingga tidak dapat menggunakan peralatan konstruksi yang terlalu tinggi karena dikhawatirkan mengganggu pesawat yang hendak terbang dan mendarat.
"Konsep desainnya sudah selesai, tinggal bagaimana kita dorong percepatannya melalui penggunaan teknologi agar selesai dalam waktu satu tahun," kata Arie.
Selain lokasinya yang berdekatan dengan bandara, juga terdapat beberapa sarana umum yang harus dipindahkan saat pembangunan, salah satunya adalah pipa gas melintang dari Teluk Benoa ke arah bandara.
ADVERTISEMENT
"Untuk biaya, perkiraannya sekitar Rp 200 miliar. Paket yang akan dilelangkan yaitu design and build sehingga diharapkan lebih cepat dan dapat langsung ditangani oleh satu kontraktor," kata Arie.
Menurutnya dalam waktu satu bulan ke depan disiapkan semua persyaratan untuk proses lelang, sehingga diharapkan dalam waktu 3 bulan proses lelang sudah bisa dimulai.
"Selanjutnya direncanakan dalam lima bulan ke depan konstruksi dapat dimulai. Bersamaan dengan itu kita akan lakukan pembebasan lahan dan memindahkan utilitas, salah satunya pipa gas tadi," tutur Arie.
Selain membangun Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, Arie mengungkapkan juga berencana akan melakukan perbaikan geometrik jalan berupa penambahan satu lajur jalan di persimpangan Udayana.