Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Jelang Pilpres 2019, Partai Demokrat Belajar dari Kesalahan 2014
18 Februari 2018 3:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Menjelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019, Partai Demokrat terus berbenah. Kesalahan pada pilpres 2014 menjadi rujukan untuk menghadapi pesta demokrasi mendatang.
ADVERTISEMENT
Ketua Komando Tugas Bersama (Kogamas) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, terdapat tiga faktor yang mengakibatkan Partai Demokrat menelan kelelahan dalam pemilu 2014.
AHY menyebut faktor utama kekalahan Partai Demokrat ada pada bermasalahnya sejumlah kader. Faktor itu menyebabkan melemahnya suara partai berlambang bintang mercy tersebut.
"Pertama ketika itu, ada sejumlah kader yang bermasalah sehingga kemudian menjadi faktor pelemah bagi pemilih kita dari pemilih seluruh Nusantara. Tentunya kita berharap kini semakin baik, semakin berintegritas dan mudah-mudahan kita bisa menjaga itu semua," kata AHY di Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (17/2).
Faktor kedua kekalahan, menurut AHY adalah elemen Partai Demokrat belum menjadi partai yang solid. Ia berharap pada pemilu yang akan datang Demokrat dapat membangun soliditas.
ADVERTISEMENT
"Mungkin di sana-sini belum terlalu solid. Kami berharap sekali benar-benar bisa mengikat seluruh kader membangun soliditas dan paling penting adalah semangat juang," ujarnya.
Faktor terakhir adalah tidak adanya figur politik di Partai Demokrat dalam pemilu 2014. Saat itu, kata AHY, Demokrat tak memiliki calon yang diusung dalam Pilpres. Dalam pandangannya, seorang tokoh di peta perpolitikan Indonesia memiliki andil besar terhadap eksistensi partai.
"Di Indonesia dalam politik nasional, kekokohan seorang figur itu sangat berarti, sangat diperhitungkan dan menjadi dasar pemilih untuk menentukan pilihannya," kata AHY
Namun saat ditanya mengenai figur yang akan dicalonkan Demokrat dalam Pilpres 2019, AHY masih enggan membuka suara.
"Terlalu dini ketika kita berbicara siapa yang akan diusung Demokrat. Memang terkesan tinggal satu tahun lagi, tetapi dalam politik anything is possible meskipun dalam politik semuanya cair," ungkap AHY
ADVERTISEMENT
Targetkan Kenaikan Suara

Walau masih menyimpan siapa sosok yang akan dicalonkan dalam pilpres mendatang, AHY mematok kenaikan suara signifikan pada pemilu 2019.
"Ya tentunya harus naik. Kita berharap dengan segala perjuangan kita ada peningkatan suara yang diperoleh partai demokrat dibandingkan pemilu 2014 yang lalu," kata AHY.
Meski mematok kenaikan tinggi, ia tak menyebutkan secara detail berapa target yang diharapkan. Sebagai Kogasma partai, AHY menyatakan akan bekerja semaksimal mungkin untuk mendongkrak suara partai.
"Berapa targetnya sering dikatakan kita berharap 15 persen tetapi semakin tinggi semakin baik. Saya tidak ingin mendahului kehendak Tuhan yang bisa kita lakukan sekarang adalah bekerja semaksimal mungkin," ujarnya.
AHY menyebut partai Demokrat tetap realistis namun berusaha optimis untuk mencapai target kenaikan perolehan suara.
ADVERTISEMENT
"Tidak boleh kita menetapkan angka yang sangat ambisius tapi tidak dibarengi oleh kerja keras. Tapi Insyaallah dengan optimisme dan kerja keras kita bisa mencapai angka yang baik di tahun 2019," tutupnya.