Jelang Ramadhan, Ratusan Warga Tangerang Gelar Tradisi Mandi Merang

2 April 2022 17:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi warga keramas di Sungai Cisadane, Tangerang, jelang Ramadhan, Sabtu (1/4).  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi warga keramas di Sungai Cisadane, Tangerang, jelang Ramadhan, Sabtu (1/4). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jelang Ramadhan, ratusan warga Tangerang kembali menggelar tradisi mandi atau keramas merang yang digelar di Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Sabtu (2/4).
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang menjadi ritual setiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan ini, dipercaya untuk membersihkan diri sebelum memasuki Ramadhan. Warga yang ikut tradisi ini berasal dari berbagai usia mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia.
Rahmat, salah seorang warga dan peserta mandi merang ini mengatakan, tradisi ini merupakan acara yang tiap tahun diadakan untuk menjaga budaya Kota Tangerang agar tidak punah.
“Ini (keramas) dilakukan oleh warga di Tangerang, khususnya warga yang tinggal di pinggiran Sungai Cisadane, Babakan, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Ini juga merupakan budaya masyarakat lokal," katanya.
Tradisi warga keramas di Sungai Cisadane, Tangerang, jelang Ramadhan, Sabtu (1/4). Foto: Dok. Istimewa
Lanjut dia, acara ini pun bertujuan untuk menjaga tali silaturahmi antara warga Tangerang.
"Ritual siraman itu tidak hanya dimaksudkan untuk membersihkan badan dan mempererat tali silaturahmi, tetapi juga disimbolkan untuk membersihkan hati," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini sudah dilakukan sejak dia masih anak-anak. Mulai dari kondisi air di Sungai Cisadane masih jernih dan bersih, hingga keruh dan banyak sampah seperti sekarang.
"Ini turun temurun, namanya juga tradisi. Dulu air di Cisadane bersih enggak ada sampah. Tapi kita tetap menjalankannya karena ini sudah seperti tradisi bagi kami,".
Kegiatan ini pun menggunakan merang, bekas tangkai padi yang telah diolah sedemikian rupa, dan digunakan warga di zaman itu sebelum mengenal adanya sampo.
Mandi merang merupakan salah satu bentuk tradisi masyarakat Betawi. Batang padi itu dibakar lalu direndam, selanjutnya dioleskan ke seluruh tubuh lalu dibilas dengan air. Saat itu, merang menjadi pengganti sampo dan sabun.
"Dulu tidak kenal sampo, orang tua kami pakai merang buat keramas, tapi sekarang sudah dicampur, ada yang pakai sampo ditambah merang. Soalnya, merang ini susah dicari," ungkapnya.
ADVERTISEMENT