Jemaah Haji Sakit karena Rokok Banyak Dirawat di KKHI Makkah

8 September 2019 12:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruang IGD KKHI Mekkah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ruang IGD KKHI Mekkah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
ADVERTISEMENT
Jemaah yang menderita penyakit karena rokok adalah salah satu yang terbanyak dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia kota Makkah. Kondisi kesehatan jemaah perokok yang sudah menurun akan diperparah dengan cuaca panas ekstrem dan berdebu di tanah suci.
ADVERTISEMENT
Menurut dr. Meity Ardiana, penanggung jawab medis KKHI, asap rokok akan menyebabkan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau yang dikenal juga dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
"COPD adalah penyakit paru-paru yang mengakibatkan penderitanya sulit bernafas. Penyakit ini terjadi akibat komplikasi dua penyakit yang ditimbulkan oleh rokok: bronkitis kronis dan emfisema," kata Meity kepada kumparan, Sabtu (7/9).
"(COPD) Salah satu penyakit terbanyak kami rawat di KKHI," kata Meity.
Jemaah haji Indonesia saat bersama Menag di Mina. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Penyakit ini akan diperburuk oleh kondisi cuaca panas di Madinah atau Makkah yang mencapai lebih dari 40 derajat Celcius dengan kelembaban rendah. Hal ini disampaikan oleh dr. Kiki widyastuti, spesialis paru dan penanggung jawab rawat inap KKHI makkah.
"Eksaserbasi (perburukan gejala) pada PPOK dan infeksi saluran nafas dipicu oleh peningkatan aktivitas fisik dan cuaca panas selama ibadah haji. Faktor kelelahan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga tubuh mudah terserang infeksi kuman terutama pada saluran pernapasan dan paru," kata Kiki.
Pelepasan BPN 15, kloter terakhir dari Makkah ke Madinah. Foto: Dok. Bahauddin/Media Center Haji
Kiki menjelaskan, di antara gejala PPOK, akibat asap rokok yang diperburuk oleh kondisi lingkungan adalah batuk, berdahak, penurunan fungsi paru ditandai dengan sesak nafas, mengi (suara ngik-ngik ketika bernafas), lemas, dan aktivitas terbatas.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu, jemaah disarankan untuk berhenti merokok," ujar Kiki.
Saat ini, ada 53 jemaah haji yang masih menjalani perawatan di rumah sakit Arab Saudi (RSAS). Mereka ditinggalkan oleh kloternya yang seluruhnya telah terbang ke tanah air atau berangkat ke Madinah.
Penanggung Jawab Visitasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Makkah, dr Novita Silvana Mua, mengatakan, kondisi jemaah itu tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh karena memerlukan alat bantu nafas. Di antara penyakit yang banyak diidap pasien di RSAS ini adalah PPOK.
"Hampir semua penyakit bertambah berat dengan adanya aktivitas fisik jemaah haji yang menyebabkan kelelahan, masih banyak jemaah haji Indonesia yang merokok, obat-obatan yang harusnya rutin dikonsumsi beberapa tidak minum obat, kurang istirahat, dan asupan makanan juga berpengaruh," kata Novita.
ADVERTISEMENT