Jemaat Gereja Pantekosta Surabaya Lawan Takut lewat Konseling Trauma

22 Mei 2018 19:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Gereja Pantekosta Sawahan. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Gereja Pantekosta Sawahan. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Teror yang menyerang Gereja Pusat Pantekosta (GPP) Sawahan Surabaya, Jawa Timur, 13 Mei lalu, belum pudar dari benak seluruh jemaat. Terlebih bagi korban luka, trauma masih begitu melekat. Hingga kini, sekretariat pengurus gereja terus memberikan post traumatic-conselling.
ADVERTISEMENT
Pendeta Gembala GPP Sawahan, Yonatan Biantono Wahono, menjelaskan, tim konseling tersebut terdiri dari jemaat gereja beserta sejumlah psikolog yang biasa memberikan pendampingan. Upaya ini dilakukan dengan menjemput bola ke rumah masing-masing jemaat.
"Kita datangi ke rumah mereka. Karena kan sudah punya catatan alamatnya. Mereka juga belum mantap pergi ke gereja," ujar Yonatan saat ditemui kumparan, Selasa (22/5).
Gereja Pantekosta berikan traumatik-konseling (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gereja Pantekosta berikan traumatik-konseling (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Yonatan menyebut tim konseling ini dibentuk sehari setelah tragedi bom terjadi. Mereka mendekati keluarga jemaat gereja yang masih mengalami trauma atau tekanan psikologis mendalam.
Ia berharap cara ini akan berhasil dan seluruh jemaat tidak lagi merasa khawatir berlebihan. Mengingat, rasa trauma yang begitu dalam dirasakan, menjadikan mereka enggan untuk kembali datang beribadah ke gereja.
ADVERTISEMENT
"Ada jemaat kami, terutama yang masih anak-anak. Ada yang usia tujuh tahun, katanya dia sudah enggak mau kebaktian ke gereja karena takut. Kami ingin mengajak mereka kembali secara pelan-pelan," imbuhnya.
Petugas menulis nama-nama korban ledakan bom. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menulis nama-nama korban ledakan bom. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Serangan teror bom di tiga gereja di Surabaya terjadi pada Minggu (13/5). Aksi teror dimulai dari ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela sekitar pukul 07.30 WIB. Tak berselang lama, ledakan di GKI Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya menyusul.
Khusus di Gereja Pusat Pantekosta, sebanyak tujuh jemaat tewas.
Untuk itu, Yohana menyebut, tim traumatic-conseling yang dibentuk kali ini, akan mendampingi penyembuhan psikis para jemaat hingga pulih.
"Kami harapkan bisa banyak membantu jemaat kami agar pulih seperti sedia kala. Dan mantap beribadah lagi dengan tenang dan nyaman," papar Yohana.
ADVERTISEMENT