Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kita standar Paroki Kotabaru untuk yang ikut misa hanya di Paroki saja. Kemudian dari lingkungan sudah ada daftar girik. Masing-masing sudah membawa dari rumah," kata Dewan Paroki Gereja Santo Antonius, Kotabaru, Antonius Danarto Adi Putro.
Antonius menjelaskan, jemaat sudah terlebih dahulu mendaftar seminggu sebelumnya. Dengan begitu, siapa saja yang masuk ke gereja sudah terdata. Hal ini akan memudahkan tracing jika muncul penularan COVID-19.
"Di dalam gereja, menyediakan jaga jarak dari masing-masing ada 6 ruangan yang dipakai. 350 (orang) setiap sesi, kalau sebelum pandemi bisa 1.000 umat setiap Minggunya," ujarnya.
"Umat mengajukan (untuk girik) kita pasrahkan ke lingkungan masing-masing," tambah dia.
Antonius menambahkan, pandemi COVID-19 membuat tidak semua jemaat bisa ikut di misa malam paskah. Jemaat yang tidak bisa ikut diharapkan dapat mengikuti secara online.
ADVERTISEMENT
"Rabu sore ada 1 kali misa, Kamis Putih 2 kali misa, Jumat Agung 3 kali misa, Sabtu ada 2 kali misa, dan Minggu ada 3 kali misa," ujarnya.
Minta Jemaat Tak Perlu Khawatir
Menyikapi adanya aksi bom bunuh diri di Makassar, Antonius, meminta jemaat tidak perlu khawatir. Sebab pengamanan sudah diperketat.
"Kita awalnya hanya Polsek kemudian ada backup dari Polda dan Brimob juga. Setiap hari juga disterilisasi dari Gegana," katanya.
"Tim internal juga ada. Dibantu dari komunitas masyarakat juga," tambah dia.
Sementara Kapolsek Gondokusuman, Kompol Bonifasius Slamet, mengatakan pihaknya menerjunkan 30 personel. Tidak hanya di Kotabaru mereka tersebar di berbagai gereja.
"Dari Gondokusuman 30 personel tersebar ke berbagai gereja. Meskipun ada beberapa yang online, kita patroli. Gabungan ada dari TNI, Brimob, internal pengamanan gereja, dan mitra," kata Slamet.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengakui adanya penambahan personel di Kotabaru, di mana Sabhara dari Polresta Yogyakarta juga dikerahkan.
"Benar dari Polresta Sabhara satu pleton. Kemudian dari Polda juga ada terbuka ada tertutup. Tertutup dari intel, reskrim," tutup dia.